Bicara Soal Gender sampai Bullying - Interview Jovi Adhiguna

Bicara Soal Gender sampai Bullying - Interview Jovi Adhiguna
WOOP.ID

Vlogger Indonesia ini bercerita tentang "labelnya" dan rasa optimismenya. Seperti apa tanggapannya?

Sampai sekarang, di Instagram Jovi memiliki 149 ribu pengikut (dan pasti akan terus bertambah) dan ada lebih dari 105 ribu subsciber di channel YouTube Jovi Adhiguna Hunter. Dan Jovi yang berbicara di depan saya hari itu tidak jauh berbeda dengan yang terlihat di video-videonya di media sosial: energetik, ekspresif, dan ceplas-ceplos. 

"Awalnya aku dan adekku berpikir membuat sebuah persona lain, tapi karena kita berdua memang nggak bakat bikin persona lain, akhirnya yang terlihat di video-video, di sosial media itulah diriku yang sebenarnya," jawab Jovi. 

Pencarian Jati Diri

Menerima dirinya yang sebenarnya, yang menurutnya "eksentrik sejak kecil", bukan perjalanan yang gampang. Ada suatu masa dalam hidupnya karena ingin menyenangkan orang lain, Jovi memutuskan mengubah dirinya. "Namun, sama sekali nggak enak, sehingga akhirnya aku go back to beingme. Dan itu tidak ada salahnya. Sama sekali tidak salah." 

Sehabis SMA bersama dengan ibunya, bahkan Jovi pernah mengunjungi seorang psikiater untuk mencari tahu "siapa sebenarnya dirinya." "Aku diberi tahu sama psikiater bahwa memang ada orang yang kromosom X-nya lebih dominan, atau Y-nya yang lebih dominan. Nah, aku cowok tapi kromosom Y-nya lebih dominan."

Apa responnya setelah mendengarkan penjelasan itu? "Cuma bilang 'oh,'" jawab pria yang sudah berusia 27 ini, tertawa, dan merapikan rambutnya. Orangtua dan keluarganya sendiri dari awal menerima diri Jovi apa adanya.

"Mungkin karena latar belakang keluargaku nggak hanya dari Indonesia aja kali ya, kita dari berbagai negara, jadi referensi kita dari berbagai negara dan lebih terbuka," ujar laki-laki blasteran Belanda dan Cina ini. 

Namun siapa sebenarnya dirinya? Dari sisi label gender binary siapa sebenarnya Jovi Adhiguna?

"Kalau aku sih, bilang diri aku androgini," katanya dengan tegas, tanpa ragu. Meski sebenarnya, Jovi mengaku tidak terlalu suka untuk dikategorikan, "tapi 'kan orang, agar bisa mengerti akhirnya mengategorikan, ‘oh ini tuh, ini, itu itu apa'. Kalau aku sih, kalau ditanya siapa aku, yah itu tadi androgini."

Menyebut dirinya androgini, karena menurut Jovi memang suka memakai baju perempuan, tapi tidak selalu memakainya tiap hari. Kesukaannya ini dilakukannya sejak SMA. "Ini aja nih, (katanya mengarahkan tangannya ke outfit-nya hari itu), blazernya perempuan, celananya ini celana laki-laki. Semuanya tergantung kondisi juga. Lagian kenapa sih, kalau cewek bisa pakai baju cowok dan nggak papa, tapi giliran cowok pakai baju cewek, dibilang banci, bencong, cewek jadi-jadian?" Jovi berargumen. 

Jovi meraih tas tangannya dan mengeluarkan KTP, lalu menunjukkan jenis kelamin yang tertulis di dalamnya: laki-laki. 

"Kalau aku sih, dari diri aku, aku sama sekali tidak berencana atau berusaha mengganti gender aku sama sekali. Aku terlalu bro untuk menjadi sis. Itu kasarnya. Haha," katanya dengan suara beratnya.

"Even bentuk aku seperti ini," katanya mengibaskan tangannya dari atas rambut ke kaki, "aku sama sekali tidak ada keinginan untuk ganti kelamin, atau apapun, sama sekali nggak ada. Dan itu biasanya orang menyebutnya androgini, karena I can look feminine, I can look masculine at the same time juga, tapi nggak selalu feminin." 

Dari mulai suara sampai otot lengannya menurutnya terlalu maskulin untuk berganti gender. "Kalau memang dari dulu niatnya seperti itu, aku sudah pasti suntik-suntikan nih, untuk mengecilkan otot-otot ini," katanya sambil memamerkan lengannya yang berotot (berkat rajin olahraga), di balik blazernya yang berwarna millennial pink

"Beberapa orang sih, mencoba menerka-nerka apakah aku transeksual atau transgender, tapi kalau mereka ngikutin aku dari awal, mereka pasti mengerti aku seperti apa, karena di channel aku bikin kehidupan sehari-hari aku kayak apa, jadi makanya suka dibedakan sama yang lain, ‘Oh Jovi beda sama yang ini, oh Jovi beda sama yang itu'.