Bicara Soal Gender sampai Bullying - Interview Jovi Adhiguna

Bicara Soal Gender sampai Bullying - Interview Jovi Adhiguna
WOOP.ID

Vlogger Indonesia ini bercerita tentang "labelnya" dan rasa optimismenya. Seperti apa tanggapannya?

"Setahu aku tuh, transgender itu cewek yang merasa trap di badan cowok atau cowok yang merasa trap di badan cewek. Dan karena itu, mereka melakukan sesuatu dengan itu," paparnya.

Kalau kamu melakukan apa?

"Kalau aku, sih, nggak ada. Duduk aja diam, begini. Haha,” katanya sambil memperlihatkan gaya duduknya. Jika mau dilabelkan maka disebut manspreading: gaya duduk tipikal pria dengan kedua kaki terbuka lebar.

img

Di sebuah video berjudul Story Time with Jovi: Hatred di saluran YouTube-nyaJovi membacakan beberapa komentar pedas dan "terkadang ofensif", salah satunya menyebutkan bahwa imejnya di media sosial merupakan "buatan agar terlihat kekini-kinian."

"Aku memang terlahir seperti ini. Ini juga bukan sesuatu yang bisa ditularkan. Aku sentuh kamu," katanya sambil menyentuh lengan saya dengan pelan, "kamu akan tertular. Bukan seperti itu. Sometimes you bornudah kayak begitu."

Petuah Untuk Para Penggemarnya

Sejak menjadi seorang influencer, banyak orang yang menjangkau Jovi. Salah satunya, seorang anak kecil. "Dia nge-reach aku dan bilang: 'Kak, aku baru umur 11 tahun, aku di sini ketua bolanya SD aku'—kalau nggak salah waktu itu dia bilang. 'Tapi kak, aku nggak pernah ngerasa aku cowok?’ Itu anak SD bisa ngomong begitu, lho. Seberapa tidak pantasnya kalau kita ngomong bahwa sesuatu seperti itu salah. Ngerti ‘kan maksud aku?" katanya dengan serius.

"Kita tuh, sebagai manusia harus banyak toleransi, harus terbuka pikiran kita terhadap hal-hal yang kejadian sekarang, bukannya malah dimusuhin. Aku aja orang yang aneh begini bisa bingung, ‘busyet, anak kecil bisa ngomong 'gue cewek dalamnya’, padahal dia anak bola. Cowok yang bro banget. Aku sendiri sampe kaget.

Itu anak kecil, umur 11 tahun. Aku nggak tahu apa-apa pas umur 11 tahun, masih main karet, belum tahu hal-hal seperti itu. Yes, I know a little thing about sex, dan lain-lain. Tapi aku tuh, nggak pernah mikir ‘oh, aku dalamnya cewek’. Ngerti 'kan maksud aku," ujarnya dengan intonasi urgensi. 

Baca: Interview Cindercella: Bicara Soal Body Positive

Apa responnya terhadap anak itu?

"Aku respon dia dan bilang: 'everything is gonna be ok. Sekarang, everything seems blurry karena waktu kecil pun aku belum tahu diri aku seperti apa, semua orang tuh, kayak against me, belum bisa nerima apa-apa, tapi eventually things get better,"  ceritanya. "Aku juga bilang sama dia," lanjutnya, "'kamu stay true to yourself.' Aku selalu ngomong begitu."

'Menjadi diri sendiri' seperti sebuah mantra bagi Jovi. Saya bertanya seberapa penting hal itu bagi dirinya.

Emang enak jadi orang lain?” tanyanya balik. "Misalkan," katanya dengan nada serius, "ada banyak yang menghubungi dirinya sendiri. Dia muda, dan menikah dengan perempuan. Dan setelah menikah, dia balik lagi sama cowok. Ada berapa banyak orang yang disakitinya karena keputusannya itu? Istrinya, keluarganya, keluarga istrinya, mungkin pacarnya.

It takes time pasti untuk berani menjadi diri sendiri. Namun, in the end of the day, itu yang paling penting. Aku selalu bilang sama orang yang me-reach aku untuk don’t worry, you will be fine."