Bicara Soal Gender sampai Bullying - Interview Jovi Adhiguna

Bicara Soal Gender sampai Bullying - Interview Jovi Adhiguna
WOOP.ID

Vlogger Indonesia ini bercerita tentang "labelnya" dan rasa optimismenya. Seperti apa tanggapannya?

Masa Kelam Jovi Adhiguna

Diakui olehnya, meski sekarang nyaman dan bahagia dengan dirinya, ada masa-masa dimana Jovi merasa sakit hati dan merasa insecure saat dilirik dan dipelototin orang. Panggilan seperti "banci", "bencong", "gay", "mahluk jadi-jadian" sudah biasa di telinganya.

Namun tetap saja, "Aku sebenarnya nggak ngerti sih, kenapa seseorang bisa sangat membenci orang lain, mem-bully seseorang di social media. Words do hurt. Bahkan ada yang sampai bunuh diri, 'kan?"katanya dengan nada heran. 

"Contohnya, apa yang terjadi dengan Mulan Jameela. Itu kejadiannya kapan, tapi orang lain sakit hatinya sampai sekarang. Aku tidak membenarkan perselingkuhan atau apapun. Tapi 'kan, ada yang sampai bawa anak-anak mereka segala. Padahal, anak-anak itu 'kan nggak ada salahnya, mereka brojol nggak ada dosanya. Kenapa sih, kita harus seperti itu?" tanyanya. Saya menjawab bahwa itu juga masih menjadi misteri dalam hidup saya. 

View this post on Instagram

The full look as requested 😘😘😘 (tap for details sheyeng)

A post shared by Jovi Adhiguna Hunter 🦄 (@joviadhiguna) on

Sadar betapa bully di media sosial semakin marak, saat dipilih menjadi salah satu content creator (jumlah total 30 orang) oleh YouTube Creators of Change, Jovi berencana membuat dua video. "Sebenarnya cuma diminta satu, tapi karena aku memang peduli dengan bully di social media, jadi aku mau buat dua, tentang confidence dan bully," bocornya. Videonya sendiri masih dalam tahap pembuatan dan akan dirilis sebelum tahun ini berakhir.  

Namun menurutnya sendiri apakah ada perubahan di Indonesia tentang androgini, transeksual, transgender, gay, dan berbagai label lainnya? Misalnya, jika dibandingkan 10 tahun yang lalu?

"Menurut aku sekarang kita makin toleran. Ini bisa dilihat dari semakin banyak orang yang membuka jati diri mereka yang sebenarnya. Kenapa mereka melakukan itu, yah pasti karena merasa sudah bisa diterima oleh sekitarnya, orang-orang terdekatnya. Aku optimis bahwa kita will get bettter, tapi memang masih jauh, tapi at least sudah berubah ke arah yang lebih baik," ujarnya dengan penuh keyakinan. 

Ponsel Jovi bergetar. Sebuah notifikasi masuk dan dia menunjukkannya kepada saya. Seseorang memberikan komentar di salah satu akunnya, begini kalimatnya: 'dari penampakannya sih, kayaknya banci, ya?'

Jovi tersenyum kecil. "Aku sih, biasanya, sekarang kalau membaca yang begini, cuma akan mengibaskan rambut aja," katanya sambil mengibaskan rambut panjangnya ala model iklan sampo. "Inilah untungnya punya rambut gondrong. Haha," ucapnya dengan santai dan mata berbinar geli. 

Selanjutnya: