Isu-Isu Sosial Perempuan yang Wajib Kita Tahu

Isu-Isu Sosial Perempuan yang Wajib Kita Tahu
ISTOCK/JOZEFMICIC

Ternyata, ada isu-isu penting mengenai perempuan yang luput dari perhatian sebagian besar kita, kaum perempuan sendiri.

  • FGM

FGM atau female genital mutilations merupakan praktek yang sebenarnya masih umum dilakukan di wilayah Asia dan Afrika. FGM, atau yang di Indonesia banyak dikenal sebagai sunat / khitan wanita, merupakan praktek pemotongan salah satu bagian vagina (umumnya klitoris). WHO sendiri mengkategorikan segala tindakan yang mengubah bentuk alami vagina sebagai FGM. Di Indonesia sendiri, tindakan FGM masih banyak dilakukan pada anak perempuan, karena dianggap sebagai sunnah agama Islam.

  • Marriage Age of Consent

Tahukah kalian jika age of consent bagi perempuan di Indonesia masih berada di angka 16 tahun? Oleh karena itu tak heran, terutama masyarakat yang berada di luar daerah Jakarta, menikahkan anak perempuan mereka di usia sangat muda. Mahkamah Konstitusi sendiri pernah menerima gugatan untuk mengubah undang-undang pernikahan soal batas usia legal untuk menikah, tapi MK memutuskan untuk menolak gugatan tersebut. Padahal, jika ditilik lebih lanjut, age of consent yang rendah meningkatkan resiko terjadinya underage rape ataupun hubungan pernikahan yang tidak sehat karena kurangnya kesiapan mental untuk memasuki hubungan pernikahan.

  • Street Harassment

Rasanya kita perempuan tak asing lagi dengan bentuk-bentuk pelecehan di tempat umum seperti cat-calling, frotting, ataupun bentuk voyeurism dari orang-orang asing yang tak sengaja ditemui di jalan. Apapun bentuknya, perempuan masih menjadi sasaran utama dari perilaku street harassment, dan itu adalah fakta yang sangat memprihatinkan dan juga berbahaya.

  • Pay Gap + Job Opportunity

AktrisJennifer Lawrencepernah mengeluarkan komentar pedas tentang pay gap yang signifikan antara aktris dan aktor di Hollywood. Jika aktris termahal di dunia saja memiliki masalah tersebut, bagaimana dengan yang lain? Talking about opportunity,  perempuan tidak hanya harus merasakan keberatan dari calon employer tentang fasilitas-fasilitas yang berhak didapatkan perempuan (cuti melahirkan, misalnya). Menurut studi yang dilaksanakan Skillsoft kesempatan yang ada untuk perempuan menempati leadership roles dalam pekerjaan juga masih sangat minim. Don't you think this should be one of our main concerns?