Jika Masih Tinggal dengan Orangtua, Kamu Harus Tahu Ini

Jika Masih Tinggal dengan Orangtua, Kamu Harus Tahu Ini
ISTOCK

Singel ataupun sudah menikah.

Sudah berapa umurmu? Apakah masih tinggal di rumah orangtua? Jika iya, pernah berpikir untuk mencari tempat tinggal sendiri, entah itu ngekos atau menyewa apartemen (tergantung kondisi finansial)? Kemungkinan besar ingin sekali tinggal sendiri—istilahnya mau menjadi pribadi yang independen. 

Pastinya, ada enak dan nggaknya tinggal satu atap dengan orangtua. Misalnya:

1. Kalau sakit, ada yang memperhatikan dan memastikan kamu makan dan minum obat dengan benar.

2. Selalu (sebagian besar waktu) ada makanan di dalam kulkas atau di dapur. 

3. Terkadang tidak perlu pusing dengan masalah tagihan listrik dsb.

4. Tidak ada yang bisa mengalahkan kesedapan masakan ibu (kalau ibu bisa masak). 

5. Tinggal dengan mereka, berarti kamu harus selalu memberitahukan setiap gerak-gerik. Mau ke supermarket, harus memberi tahu. Mau mandi? Sebaiknya juga beri kode. 

6. Kalau selalu pulang malam, kalimat ini akan selalu terdengar: "Kamu pikir rumah ini hotel."

7. Rasanya mustahil untuk hanya nonton tv dan makan fast food seharian (dan masih dalam piyama, bahkan gosok gigi pun malas). Atau bangun jam 12 siang di akhir pekan. Bahkan kalaupun bisa melakukannya, akan ada ucapan: "Apa jadinya hidupmu kalau begitu terus." Atau, "Rezekinya dipatok ayam, lho, kalau bangun siang-siang." (Seakan-akan, ayam dan kita rezekinya bersumber dari tempat yang sama.) 

Intinya, jika merasa sudah saatnya untuk belajar lebih bertanggung jawab (dan berambisi memiliki banyak waktu untuk binge-watch Netflix), utarakan niatmu. 

"Jika memang benar-benar ingin ‘pergi’ dari rumah, dan ingin tinggal sendiri, anak sebaiknya berusaha mencari waktu yang tepat untuk menyatakan niat tersebut. Yang pasti harus memberikan alasan yang tepat, yaitu ingin mandiri. Dan yakinkan mereka bahwa kamu akan berkunjung sesering mungkin," kata Irma Gustiana A, M.Psi, Psi., seorang psikolog anak dan keluarga dari Irma and Co.

Tidak mudah melakukan ini. Selain menyakinkan orangtua, satu pihak yang harus memiliki keyakinan teguh adalah, diri sendiri. Agak polemik, terutama bagi anak perempuan yang terbiasa diperhatikan dan hidupnya dipermudah dengan fasilitas "cuma-cuma" dari orangtua.

Tidak hanya singel, yang sudah menikah pun terkadang masih tinggal di rumah orangtua karena berbagai alasan. Nah, skenario ini bahkan akan lebih rumit karena kita juga harus memikirkan keinginan dan preferensi pasangan. Namun, jika orang tua masih tetap keukeuh dan belum siap melepaskan anaknya ("Nanti kamu mau makan apa? Siapa yang bangunin pagi? Siapa yang nyiapin sarapan? Kalau sakit gimana? Emangnya kamu malu tinggal dengan orangtua?")—atau malah pasanganmu tidak setuju meninggalkan orangtuanya, jangan langsung dipaksakan. Coba mengerti, dan utarakan kembali lain waktu. 

Pastinya, jika kita sudah memiliki niat untuk meninggalkan rumah, biasanya suasana hati akan terpengaruh. Buntut-buntutnya akan merasa tidak enak, kesal, dan mungkin stress. Jika kondisi ini yang terjadi, Irma menyarankan untuk mencoba beberapa hal: 

  1. Jika sudah menikah: lakukan komunikasi yang efektif dengan pasanganmu. Hindari menyimpan kekesalan sendiri. Sebaliknya, diskusikan atau bertukar pikiran dengan pasangan untuk membantu melepaskan ketegangan yang kamu alami.
  2. Tekuni hobi atau kegiatan menyenangkan yang positif, untuk mengalihkan rasa tidak nyaman. Misalnya, berolahraga atau traveling.
  3. Lakukan kegiatan bersama keluarga agar komunikasi terjalin dengan lancar.