Lepaskan 5 Hal Ini Jika Ingin Lebih Bahagia

Lepaskan 5 Hal Ini Jika Ingin Lebih Bahagia
ISTOCK

Let it go, let it go....

"Yang penting bahagia, deh,"—pernyataan ini sering kamu dengar. Lalu bertanya-tanya kepada diri sendiri, "udah bahagia nggak, ya?" Sepertinya sudah, tapi begitu melihat orang lain... byuaar... tampaknya belum. "Kebahagiaan adalah sesuatu yang harus kita bangun," tulis Tchiki Davis, Ph.D. di Psychology Today. Artinya, sama seperti membangun rumah, membutuhkan waktu, proses pembelajaran, jatuh bangun (mungkin berdarah dan ada lebam), barulah terlihat progres. Lebih lanjut, menurutnya, kebahagiaan muncul ketika "kamu membangun beberapa kemampuan—kemampuan kebahagiaan." Dan merasakan kebahagiaan itu mungkin, karena sepenuhnya ada di tanganmu—pilihanmu. Yep, kamu. Selain belajar, ada juga beberapa hal yang harus kamu lepaskan terlebih dahulu agar keinginan untuk bahagia itu terwujud. 

OBSESIMU UNTUK MEMILIKI SEGALANYA

Terutama yang berhubungan dengan materi, atau harus sukses dari segala lini (lulus kuliah, harus dapat pekerjaan baru, harus langsung menikah, harus punya anak, harus punya rumah mewah, jabatan tinggi, bla bla bla). Mungkin kamu akan bahagia, tapi durasi waktunya terbatas. Seorang profesor psikologi dari Universitas California, Riverside, mengatakan bahwa "manusia sangat pintar beradaptasi", termasuk dalam hal kesuksesan. Begitu deretan prestasi itu tercapai, "kita akan merasa ada yang hilang," dan mulai lagi mencari atau membidik pencapaian lain, istilahnya, "hedonic treadmill"—tidak ada ujung dan garis akhirnya. "Sangat mungkin untuk lepas total dari treadmill tersebut, yakni dengan fokus kepada aktivitas yang dinamis, mengejutkan, dan menyerap perhatian, sehingga kita tidak bosan, dibandingkan, misalnya memimpikan barang-barang mewah."

KETERIKATANMU DENGAN PONSEL

Di era media sosial seperti sekarang ini, respon komparatif sepertinya otomatis. Begitu melihat satu keluarga berfoto dengan latar belakang laut Mediterania, atau rumah super rapi, tidak jarang kita langsung membandingkan dengan pencapaian kita; menganggap mereka lebih bahagia dan kita gagal. Coba lihat betapa berantakannya rumah kita dibandingkan dengan yang difoto itu! Smartphones memiliki sejuta manfaat, tapi di sisi lain juga mempunyai efek lain (misalnya membuat kita susah konsentrasi, dan sulit tidak menikmati waktu bersama orang-orang terdekat). Seorang psikolog bahkan berkata, "Kita ketagihan dengan telepon kita. Dan hanya kita yang bisa memperbaikinya." Cara praktisnya: menon-aktifkan notifikasi, menentukan panggilan/ pesan mana yang penting dan harus dibalas, dan melatih diri untuk menjauhkan diri dari telepon saat sedang bersama keluarga atau teman. Tidak mudah memang, kita semua tahu betapa sulitnya hal ini. Namun, media sosial sangat mempengaruhi kesehatan, baik orang dewasa maupun anak-anak, tidak heran jika Apple memutuskan untuk menghadirkan fitur Screen Time di iOS 12 yang akan memberikan detail berapa banyak waktu yang kita habiskan dengan ponsel dalam seminggu. Apa, 1000 jam? Tidaaak!

KEINGINANMU UNTUK SELALU BENAR

Mel Schwartz, seorang psikoterapis, percaya bahwa keinginan kita untuk selalu benar "adalah salah satu hal yang paling lazim dan yang merusak dalam budaya kita." Dalam tulisannya untuk Psychology Today, dia mengajukan pertanyaan "apakah kamu lebih ingin benar atau lebih ingin bahagia?" Jawaban idealnya adalah bahagia, tapi tidak jarang kita lebih terobsesi untuk selalu benar. Coba ubah pola pikirmu, terlebih jika keinginanmu untuk selalu benar itu ternyata merusak hubunganmu dengan pasangan dan teman.

KEBIASAANMU MAKAN MAKANAN TIDAK SEHAT

Sesekali burger, plus kentang goreng, yah... tidak masalah. Namun, lain halnya jika kudapan semacam itu menjadi menu sehari-hari. Sebuah studi melaporkan bahwa "diet dengan lemak trans yang tinggi yang ditemukan di makanan olahan meningkatkan resiko depresi sebanyak 42% pada orang dewasa dalam waktu kira-kira enam tahun." Dengan kata lain, makanan sangat mempengaruhi suasana hati—dan kebahagiaan kita. Jadi, sekarang waktunya untuk mengubah wujud menu harianmu; konsumsi makanan sehat dan bernutrisi lengkap. Masih ingat '4 Sehat 5 Sempurna'? Lakukan saja itu, gampang 'kan?

PEMIKIRANMU "SEANDAINYA, SEANDAINYA" ATAS MASA LALU

Ah, masa lalu—siapa pun yang memiliki masa lalu, tahu benar betapa sulitnya melepaskan dan melupakannya, terlebih jika dipenuhi dengan penyesalan. "Ah, seandainya, seandainya," begitu pikirmu. "Untuk melepaskan diri dari bagian masa lalu itu kamu perlu memaafkan, sangat penting untuk mengingat bahwa kita sudah berusaha melakukan yang terbaik pada saat itu," kata Matt James di Psychology Today. Dia menjelaskan," Jika pada saat itu kamu tahu bahwa tindakanmu itu akan menyakiti orang lain atau dirimu, kemungkinan besar kamu tidak akan melakukannya, benar 'kan? Dan bahkan kalaupun kamu tahu pada saat itu bahwa tindakan itu akan menimbulkan kerusakan, kamu sama sekali tidak tahu bahwa itu akan menimbulkan penyesalan. Ambil pelajaran dari kejadian tersebut tapi selebihnya lepaskan." Lakukan ini, dan kamu akan lebih lega dan bahagia.