Penemuan Resmi: Orang Kaya Lebih Egois

Penemuan Resmi: Orang Kaya Lebih Egois
ISTOCK

Siapa yang mengaku orang kaya?

Siapa yang ingin kaya? "Saya, saya, saya!" teriak banyak orang dengan semangat sambil melompat-lompat. Hati-hati dengan permohonanmu. Sebuah penelitian menyimpulkan bahwa orang kaya akan lebih mengalami emosi-emosi positif ketika konsentrasi sepenuhnya pada dirinya. Atau dengan kata lain: menjadi orang kaya membuatmu egois. 

Kesimpulan ini didapatkan setelah para peneliti dari University of California meneliti apa dampak penghasilan terhadap kebahagiaan dari 1.519 orang di Amerika Serikat—752 laki-laki dan 767 perempuan. Alih-alih mengukur kebahagiaan, studi ini membandingkan kondisi keuangan setiap partisipan dengan bagaimana mereka merasakan tujuh emosi positif termasuk rasa senang, rasa kagum, rasa sayang, kepuasaan, antusiasme, cinta dan kebanggaan diri.

Menurut penelitian yang diterbitkan oleh American Psychological Association, orang-orang yang memiliki pendapatan lebih rendah menemukan kebahagiaan di dalam diri orang lain, melalui cinta dan rasa sayang. Dan kelompok ini lebih peka dengan kecantikan dunia di sekitar mereka. Sementara orang kaya, mendapatkan kebahagiaan dari hal-hal yang berkaitan dengan diri mereka sendiri, seperti rasa bangga dan kepuasaan. Namun, tidak ada perbedaan dalam hal antusiasme. 

Jika selama beberapa dekade belakangan peneliti cenderung lebih fokus pada efek negatif kemiskinan, tapi studi ini menemukan bahwa ketika si orang kaya cenderung menemukan kebahagiaan dari prestasi atau status, mereka yang memiliki pendapatan lebih rendah malah mendapatkan kebahagiaan dari sesuatu yang lebih dalam.

"Mereka yang tidak terlalu kaya telah menemukan cara untuk mendapatkan kebahagiaan dan kesenangan dalam hidup mereka terlepas dari kesusahan mereka. Kekayaan tidak menjamin kebahagiaan, tapi sepertinya memberikan pengaruh yang berbeda saat mengalami sesuatu—misalnya, apakah kamu bahagia atas dirimu sendiri dibandingkan di dalam pertemanan atau hubunganmu," kata Paul Piff dari University of California, Irvine. Aha... akhirnya jadi lebih mengerti Mr. Burns di the Simpsons.