Percayalah: Bekerja Keras Bagai Kuda Tidak Lantas Membuatmu Naik Jabatan

Percayalah: Bekerja Keras Bagai Kuda Tidak Lantas Membuatmu Naik Jabatan
ISTOCK

Saatnya banyak sedikit santai.

Dari kecil—jika tidak berlebihan, dari bayi—kita sudah diceramahi bahwa kerja keras membuahkan kesuksesan, entah itu saat menjadi bagian dari tim cheerleader, pramuka, paduan suara, anak band, atau di tempat kerja. Puluhan tahun kemudian (sekarang), meski mantra tersebut ada baiknya, sebuah studi baru menyatakan bahwa bekerja terlalu keras sebenarnya bisa berdampak negatif pada kariermu. 

Menggunakan data dari lebih 50 ribu orang, para peneliti dari University of London menganalisa efek dari "intensitas kerja," atau usaha dan energi yang kamu tumpahkan ke dalam pekerjaan agar mendapatkan posisi permanen, promosi, dan lebih sejahtera. Menariknya, ditemukan bahwa mereka yang terobsesi terhadap pekerjaan (workaholic) tidak lantas mendapatkan upah atas kerja keras mereka (promosi, gaji naik, dll). Faktanya, seperti yang dilaporkan oleh The Cut, intensitas bekerja yang selalu tinggi ini ditengarai ada hubungannya dengan perasaan inferior. Bisa jadi kamu melakukan kerja keras bagi kuda karena merasa tidak percaya diri dan ingin mendapatkan pengakuan. Terjemahan lainnya: hal tersebut tidak membuat bosmu terkesan, sebaliknya mereka malah akan lebih mengagumi rekan kerjamu yang berusaha ekstra pada situasi-situasi tertentu saja (tidak setiap hari, selalu, atau selamanya). Lebih dari itu, potensial peningkatan karier sama sekali tidak sebanding dengan stres dan perasaan lelah yang didapatkan dari kerja habis-habisan. Mungkin saja kamu mendapatkan promosi jabatan, tapi sesungguhnya tidak sepadan dengan level stres yang dialami. 

Meski studi ini tidak bisa dijadikan alasan untuk malas-malasan atau menonton YouTube, mengecek Instagram 100 kali dalam sehari saat di kantor, ini adalah sebuah pengingat bahwa istirahat itu penting dan kesehatan kita harus menjadi prioritas. 

Oh, satu hal lagi yang tidak ada gunanya di lakukan di kantor: menggosipkan rekan kerja. Begini cara menghentikan kebiasaan tersebut.