Ini Kenapa Perempuan Lebih Sering baca Novel Dibanding Pria

Ini Kenapa Perempuan Lebih Sering baca Novel Dibanding Pria
Perempuan membaca buku

Ini dia alasan kenapa perempuan lebih gemar membaca karya fiksi terutama novel dibanding laki-laki. Simak penuturannya!

Novel sering kali dipandang sebelah mata sebagai karya sastra karena bentuk tulisannya yang terlahir dari gagasan fiksi. Padahal, novel mampu menyentuh kedalaman perasaan lewat alur cerita dan penuturannya yang menggambarkan ungkapah hati seseorang dengan seksama.

Damian Barr, penulis dan pendiri Salon Sastra di London, mengatakan bahwa perempuan yang aktif membaca buku masih sering dianggap berbahaya. Menurutnya, pria masih menganggap perempuan yang hobi membaca sebagai sebuah ancaman.

Tak berhenti sampai di situ, Barr bahkan terkejut dengan pernyataan Nicola Sturgeon, menteri pertama Skotlandia dalam sebuah wawancara. Nicola menyebut dirinya kerap disindir dan mengalami pelecahan akibat sering membicarakan literasi, terutama novel.

Perempuan membaca novel
Perempuan membaca novel

Survey di buku baru Helen Taylor, yang berjudul "Why Women Read Fiction", menjelaskan mengenai bagaimana karya fiksi mampu menyentuh sisi terdalam perasaan perempuan. Taylor yang merupakan profesor emeritus Bahasa Inggris di University of Exeter, mensurvei lebih dari 400 pembaca perempuan untuk melihat bagaimana mereka memiliki keterkaitan dengan fiksi.

Baca juga: Agar Lebih Banyak Perempuan di Bidang IT, Harvard Buka Program Mentoring

Melihat tingginya atensi perempuan terhadap novel, hal itu pun turut dimanfaatkan oleh orang-orang yang terlibat dalam bisnis pembuatan buku. Banyak penerbit yang secara spesifik menjadikan perempuan target utama penjualan novel mereka, terutama genre romansa. Karena menurut riset Nielsen Book, perempuan mengalahkan pria di semua kategori novel, kecuali fantasi, fiksi ilmiah, dan horor.

Bukan tanpa alasan, hal itu terjadi karena saat laki-laki membaca cerita fiksi, mereka cenderung menghindari cerita buatan author perempuan. Padahal berbanding terbalik, perempuan justru jarang memberikan komentar seksis dan selalu mengagumi karya novelis pria.

Perempuan membaca buku
Perempuan membaca buku

Survei lain juga menunjukkan bahwa perempuan menyumbang 80% pendapatan dari penjualan di pasar fiksi Inggris, Amerika Serikat, dan Kanada. Angka itu juga menunjukkan ada jauh lebih banyak perempuan dibanding laki-laki yang menjadi pengunjung festival sastra, anggota perpustakaan, blogger, hingga anggota kelas sastra.

Sejarah juga mengatakan bahwa sejak abad ke-18, fiksi memang merupakan bacaan utama perempuan. Kala itu, novel ditujukan untuk para perempuan rumahan yang tidak menerima pendidikan formal dalam bidang sains atau politik.

Jadi, siapa disini yang suka membaca buku, Woop Ladies?

Selanjutnya: Diskriminasi gender nyatanya masih terjadi di negara maju seperti Jepang, karena hanya sedikit perempuan yang pergi berkuliah.