Pilih Kaya atau Mapan Secara Finansial?

Work
ISTOCK

Kalau bisa sih, dua-duanya!

Coba pilih: kaya atau mapan? Hmm... boleh "atau" diganti "dan"? Jadi, tidak harus memilih—dapat dua-duanya. Tidak boleh, harus dipilih. Ok, deh: kalau begitu pilih kaya. Boleh, dong? Jangan dihakimi ya, karena memilih mau jadi kaya saja daripada mapan. Eh, tapi, sebenarnya apakah definisi dua kata tersebut berbeda atau sama, ya? 

"Hampir semua orang ingin menjadi kaya bahkan hingga tidak jarang mati-matian mengejar kekayaan. Hal ini sangat normal dan manusiawi," kata Puspa Sagara, dari Jouska Financial. Namun, menurutnya,  ternyata definisi kaya bagi setiap orang itu berbeda-beda. "Umumnya kaya diartikan dengan banyak uang, punya rumah mewah, mobil mewah, tas branded, sering liburan ke luar negeri atau makan di tempat fancy. Namun ada juga yang mengartikan kaya jika mempunyai bisnis, bisa menggaji orang, bisa berbagi dengan orang lain, membahagikan orang tua. Jadi definisi kaya amat sangat subjektif dan biasanya bisa berubah-ubah seiring bertambahnya usia," tuturnya panjang lebar. 

Puspa membeberkan bahwa jika dilihat dari sisi perencanaan keuangan, seseorang dikatakan kaya secara finansial jika telah mencapai keempat hal ini, yaitu :

1. Bebas hutang konsumtif

Utang konsumtif ini termasuk hutang kartu kredit, KTA, KPM, tarik tunai dari kartu kredit (ready credit, cash plus). Dalam financial planning menyelesaikan utang konsumtif adalah kewajiban yang harus dilakukan pertama sebelum ke tahap selanjutnya. "Mengapa? Karena jika masih mempunyai utang konsumtif maka untuk melanjutkan ketahap selanjutnya yaitu persiapan dana darurat, asuransi, dan investasi tidak dapat dilakukan dengan optimal. Jadi pastikan selesaikan dulu utang konsumtif yang dimiliki," saran Puspa. 

2. Punya dana darurat yang ideal

Dana darurat yang dimaksud di sini adalah dana yang harus tersedia, likuid, cepat dan mudah di akses, biasanya terdapat di dalam tabungan dan deposito. Dana sejenis ini penting dimiliki karena jika terjadi situasi darurat dan tidak ada duit, biasanya solusi pintas yang ditempuh adalah berutang. "Hal inilah yang akan memperlambat pengumpulan kekayaan. Jumlah dana darurat memang tidak boleh terlalu sedikit ataupun terlalu banyak, yang penting sesuai kebutuhan idealnya. Jadi jangan sepelekan menabung untuk mengumpulkan dana darurat." 

3. Beli asuransi yang tepat

Seringkali kita takut saat dihubungi atau mengobrol dengan agen asuransi. Padahal menurut Puspa, asuransi itu penting karena merupakan bentuk proteksi atau perlindungan dari resiko terjadinya kerugian secara finansial seperti meninggal dunia, sakit, kecelakaan, kebakaran, kehilangan dan lainnya. "Jadi, pastikan memiliki asuransi sesuai kebutuhan dengan perlindungan yang maksimal," ujarnya. Memang apa sih, yang akan terjadi kalau tidak punya asuransi? "Kalau terjadi kerugian, kemungkinan kekayaan yang ada akan terkuras," terangnya. "Membeli asuransi sudah harus dianggap sebagai bagian dari biaya hidup sehingga tidak perlu lagi menghitung untung rugi membayar premi, ingat saja manfaatnya untuk masa depan." 

4. Mulai berinvestasi

Berinvestasi merupakan cara yang dapat digunakan untuk mempercepat akumulasi kekayaan kita, karena ekspektasi imbal hasilnya tinggi dan harus di atas inflasi. Investasi akan membuat duitmu terus berkembang dan tidak tergerus oleh inflasi.

Investasi dapat dilakukan dengan berbagai cara namun yang paling mudah dan murah, yakni dengan berinvestasi di pasar modal dengan membeli saham dan obligasi. Lalu bagaimana dengen properti? Memang sih, ini merupakan bentuk investasi yang paling favorit, tapi sayangnya membutuhkan modal besar dan tidak likuid sehingga harus sangat dipertimbangkan kembali untuk investasi di properti.

"Selain itu, pastikan properti tersebut bersifat passive income, bukan hanya memperberat keuangan anda. Lalu, hati-hati saat berinvestasi. Jangan hanya fokus ke keuntungan, tapi aspek legalitasnya juga harus diperhatikan. Banyak kasus investasi yang ternyata bodong, karena kita tidak atau lupa memperhatikan legalitasnya," Puspa mengingatkan. 

Dari penjelasan panjang lebar tentang ciri-ciri orang kaya tersebut, jadi sebenarnya apakah kaya = aman secara finansial? 

"Ya, jika kaya yang dimaksud adalah mempunyai empat hal di atas yaitu bebas hutang konsumtif, punya dana darurat, asuransi dan investasi. Jika belum, maka bisa dikatakan kamu belum menjadi kaya dan pastinya tidak aman secara finansial," tegas Puspa. 

Arghh... jadi tidak bisa memilih kaya atau mapan, ya? Memang harus kaya dan mapan, karena kaya berarti mapan. Sepertinya akan lama nih, untuk sampai ke tahap itu. 

Eh, eh... ini bukan karena sirik, iri atau dengki ya, tapi kok kayaknya level kaya dan mapan ini bisa dicapai dengan mudah oleh beberapa orang? Itu lho, mereka yang dibilang 'kekayaannya tujuh turunan.' Sebenarnya, apakah memang akan bertahan sampai generasi ketujuh?Tidak habis apapun yang terjadi?

"Tidak benar," jawab Puspa. "Karena," lanjutnya, "selama uang hanya dipakai untuk membiayai kebutuhan hidup tanpa dikembangkan melalui investasi maka lama kelamaan akan habis. Ataupun jika hanya ditabung maka nilainya pun akan turun tergerus inflasi. Sudah banyak kisah nyata terjadi, yakni seseorang dengan cepat menghabiskan harta warisan yang diterima tanpa menghasilkan apapun." 

Baiklah. Sepertinya informasi ini penting untuk diketahui dan disadari oleh mereka yang merasa 'kekayaan ini akan bertahan sampai kiamat" apapun yang terjadi.'

"Untuk menjadi kaya membutuhkan proses dan kesadaran penuh untuk konsisten mencapainya. Jadi kembali lagi ke konsep awal bagaimana untuk menjadi kaya secara finansial. Mulailah sedini mungkin untuk memulai proses menjadi kaya. Bisa dimulai dari ketika sudah mempunyai penghasilan dengan mengelolanya sebaik mungkin. Mulai sisihkan penghasilanmu, belajar dan cari tahu tentang keuangan, asuransi ataupun investasi. Lalu yang terakhir mulai lakukan sekarang, sekecil apapun dananya. Jika konsisten menjalankannya, maka kekayaan dan keamanan secara finansial pasti tercapai," kata Puspa.

Kesimpulannya, jadi kalau harus memilih dua hal—kaya atau mapan—maka jawabannya: 1) kaya (mapan), dan karena itu bisa dibilang satu hal yang sama, dan pilihan 2) bahagia. Boleh dong, ya?