Saran untuk Para Bos: Jangan Ganggu Karyawan di Hari Libur

Saran untuk Para Bos: Jangan Ganggu Karyawan di Hari Libur
iStock

Apa kamu sering ‘diganggu’ pekerjaan bahkan ketika libur atau cuti? Duh, tidak baik buat perusahaan.

Tak jarang dari kamu pasti pernah atau malah sering mengerjakan tugas kantor di hari libur. E-mail dari atasan hingga ‘kewajiban’ untuk kerja di hari libur membuat kamu sulit mempunyai banyak waktu buat kehidupan pribadi. 

Menurut sebuah studi dari 2018 Expedia Vacation Deprivation, terungkap bahwa sebagian besar orang sulit untuk berlibur karena faktor pekerjaan. 64% pegawai bahkan membatalkan rencana liburan mereka karena pekerjaan. Mengapa orang-orang melakukan itu?

Melihat hal ini, Pimpinan Departemen Psikologi dari HELP University, Elaine Fernandez, mengatakan bahwa alasan mengapa jumlahnya begitu tinggi karena budaya perusahaan dengan ‘membingkai’ karyawan ideal sebagai seseorang yang bernapas dan hidup hanya untuk kantor. Karyawan yang paling bekerja keras menjadi ‘kesayangan’.

“Budaya inilah yang membuat orang melewati jam reguler mereka bekerja. Menanggapi e-mail akhir pekan, membatalkan rencana, atau melanjutkan bekerja di hari libur. Bos sering meminta mereka bekerja di luar jam kerja. Beberapa pimpinan juga melintasi batas waktu pribadi karyawan dengan meminta pekerjaan dan mengharapkan tanggapan langsung setelah permintaan tersebut usai jam kerja mereka bahkan ketika karyawan cuti,” jelas Elaine. 

Akibatnya, banyak karyawan yang berpikir kalau untuk menjadi pegawai terbaik harus mematuhi semua permintaan bos walaupun itu berarti menghabiskan waktumu setiap hari. Jadi, seperti apa budaya perusahaan ideal yang seharusnya?

Dilansir dari World of Buzz, berikut budaya yang seharusnya diterapkan bos terhadap karyawannya agar kinerja mereka terus meningkat dan menghasilkan lebih buat perusahaan:

  • Menghormati hak karyawan saat sedang cuti 

img

Pengusaha harus menghormati hak karyawan saat sedang menggunakan cuti mereka. Bahkan bos disarankan untuk mendorong karyawan yang punya kinerja tinggi untuk beristirahat sejenak.

“Berhenti sejenak dari pekerjaan untuk berlibur ternyata membuat karyawan lebih produktif. Inti masalah? Negara-negara maju seperti Australia menetapkan batas-batas yang tegas antara pekerjaan dan hak libur karyawan,” ujar Elaine.

  • Meminta karyawan pulang tepat waktu

img

Atasan harus pulang tepat waktu dan meminta karyawan melakukan hal yang sama. Bagaimanapun para pemimpin perlu memberi contoh bukan? Menurut Elaine, ketika karyawan memiliki kehidupan seimbang antara pekerjaan dan pribadi maka bisa memberikan hasil lebih baik buat perusahaan.

“Pada akhirnya, melihat karyawan sebagai orang yang memiliki kehidupan di luar pekerjaan adalah langkah pertama menuju menciptakan budaya kerja positif yang meningkatkan kesehatan mental karyawan dalam jangka panjang,” sarannya.

Tentu saja, kita semua tahu bahwa bekerja berlebihan menyebabkan stres atau kelelahan. Ini menghasilkan produktivitas yang lebih rendah.

  • Saat karyawan cuti sebenarnya baik buat perusahaan

img

Malaysia Mental Health Association President Datuk Dr Andrew Mohanraj, berharap lebih banyak pengusaha yang menyadari hal ini dan memasukkannya ke dalam budaya perusahaan mereka. Liburan mempromosikan kesehatan mental. Pengusaha yang menjaga kesejahteraan psikologis karyawan mereka akan mendapatkan manfaat baik karena bisa membuat pekerja mengurangi stres. Yang nantinya akan mengarah pada moral yang lebih baik dan produktivitas menjadi lebih tinggi.

  • Detoksifikasi digital

img

Apa maksudnya? Karyawan perlu menjauhi gadget atau smartphone di hari libur. Bos seharusnya tidak mengganggu karyawan ketika sedang berlibur. Hindari menjawab panggilan kantor baik berupa e-mail, chat, maupun telepon. 

Mungkin sulit sepenuhnya tidak berkomunikasi dengan hal-hal terkait pekerjaan terutama ketika kamu di tingkat senior. Namun tetap ada batas-batas yang jelas untuk diterapkan dalam menggunakan perangkat komunikasi selama hari libur. Ini baik buat kesehatan mentalmu dan bisa lebih produktif ketika masuk kerja.

Selanjutnya: cara jabat tangan klien bisa ungkap isi pikirannya saat itu. Tahu dari mana? Baca di sini deh artikelnya…