Satu-satunya Alasan Kenapa Karyawan Sering Tidak Masuk Kerja

Satu-satunya Alasan Kenapa Karyawan Sering Tidak Masuk Kerja
iStock

Apa kamu punya teman kantor yang sering sekali izin? Mungkin dia tidak cocok denganmu.

Ha? Bagaimana maksudnya? Karena tidak merasa ‘cocok’ jadi sering izin atau cuti kerja? Yap, begitulah menurut penelitian…

Seorang managerPallavi Arora mengepalai tim dari 23 orang di sebuah perusahaan IT.Ia mengaku harus berjuang menghadapi segelintir karyawan yang sering izin tidak masuk kantor padahal tak ada banyak waktu untuk menyelesaikan proyek penting. Hampir sepertiga karyawannya sering izin karena alasan sakit dan lainnya.

“Baru-baru ini salah satu rekan kerja saya pingsan di kantor. Kita menyadari bahwa ia menderita dehidrasi dan cuaca panas memperburuknya. Beberapa orang juga mengambil cuti untuk liburan keluarga atau sakit. Akibatnya kehadiran karyawan di kantor terus menurun,” kata Pallavi.

Mengapa hal itu terjadi? Apa sedang ‘musim’ sakit atau benar-benar demi liburan keluarga? Ternyata jawabannya tidak selalu demikian.

Sebuah penelitian dari Universitas Konstanz di Jerman, saat sejumlah karyawan sering izin tidak masuk kantor berarti ada yang salah dengan tim mereka. Ketidakcocokan atau kesenjangan dalam bekerja yang menjadi satu-satunya alasan mereka tidak betah berada di kantor.

Profesor Florian Kunze dan Max Reinwald dari Universitas Konstanzmenyelidiki karyawan yang termasuk kategori ‘minoritas’ dalam tim mereka. Kedua peneliti mengamati lebih dari 800 tim di sebuah perusahaan jasa di Swiss selama tujuh tahun. Fokusnya terhadap dua hal, jenis kelamin dan usia. 

img

Fakta mengungkap kalau tim yang didominiasi dengan jenis kelamin atau usia setara akan menjadi ‘lebih unggul’ dibandingkan karyawan yang memiliki gender dan umur berbeda. 

Anggota tim yang merasa ‘minoritas’ akan sering bolos dari pekerjaan. Kami belum melihat ke dalam beban kerja dan kinerja individu atau bagaimana biografi mereka, yang masih harus ditangani dalam studi lanjutan. Studi kami terbatas pada lingkungan kerah biru, di mana prasangka terhadap perempuan dan usia rekan kerja lebih jelas. Kita bisa menarik kesimpulan bahwa ketika karyawan perempuan berada dalam tim yang didominasi laki-laki, serta pekerja dengan usia lebih tua di lingkungan karyawan muda, mengalami banyak diskriminasi. Dan pengalaman diskriminasi ini meningkat seiring berjalannya waktu," jelas Profesor Kunze.

Para peneliti mengevaluasi 2.711 orang—tanggal bergabung, komposisi tim, pertukaran tim, absensi—semuanya sepenuhnya anonim. Trennya cukup jelas; selama tahun pertama mereka bergabung dengan perusahaan, karyawan baru tidak terlalu mencolok terlepas dari cocok tidaknya mereka.

Setelah beberapa tahun, perempuan yang bekerja dalam tim didominasi pria dan karyawan lebih tua dalam tim milenial, tidak sampai dua kali lipat dari mereka yang memiliki ‘kecocokan’ satu sama lain.

Jadi ketika ada rekan kerjamu yang sering izin tidak masuk kantor, ada kemungkinan faktor lingkungan dan budaya di sekitarmu. 

Selanjutnya: bos yang beracun bisa bikin perusahaan bangkrut? Yuk peringati pimpinanmu mulai dari sekarang. Kalau belum jelas, baca lagi artikel penelitiannya...