Ternyata Ada Manfaatnya Membicarakan Urusan Toilet dengan Si Kecil

Ternyata Ada Manfaatnya Membicarakan Urusan Toilet dengan Si Kecil
iSTOCK

Sisi positif kotoran dan toilet.

Seberapa sering kamu membicarakan toilet dengan si kecil? Bisa jadi kamu adalah salah satu orangtua yang menghindari menyebut kata-kata yang berhubungan dengan kotoran, tinja, tahi. Penyebabnya? Entah kenapa, sekali si anak mendengar kata tersebut—mereka cekikikan, terbahak, dan terobsesi. Mengulangnya berkali-kali, bahkan di depan tamu. (Si tamu mungkin akan berpikir kamu "orangtua yang tidak becus".) Malu. Tidak tertahankan.

Luruskan dudukan toilet—karena ternyata sains menyarankan dan mendorong para orangtua untuk membicarakannya dengan anak. Tanpa rasa malu. Alasannya? Itu menandakan pertumbuhan kognitif yang positif. Wow. Yep, selain itu ada beberapa manfaat lain melakukan potty talk ini dengan antuasias: 

1. Mengajarkan Anak tentang Rasa Malu dan Bagaimana Menghadapinya dengan Positif 

Sangat besar kemungkinan dari sekarang sampai dia besar, anak akan mengalami berbagai tekanan, kesulitan, kegagalan, dan rasa malu. Potty talk bisa menjadi salah satu cara untuk membuatnya belajar untuk lebih tahan mental, bahwa rasa malu adalah normal. "Anak-anak membutuhkan cara bermain seperti ini untuk menyalurkan rasa malu dan ketertarikan mereka tentang tubuh dan bagaimana proses kerjanya," kata seorang ahli pendidikan. "Tawa mereka membantu mereka mengeluarkan ketegangan yang dirasakan—atau yang dirasakan oleh orangtua—seputar masalah fungsi tubuh." 

2. Humor = Pintar

Tidak hanya berlaku untuk orang dewasa, anak-anak yang memiliki rasa humor juga mengindikasikan tingkat intelektual yang tinggi. Bahkan ketika topik pembicaraannya adalah t*hi. Dan ketika si kecil tertawa mendengar kamu menyebut kata itu, ini artinya, "kemampuan kognitif mereka berkembang," kata seorang ahli. Dan imajinasi mereka berfungsi. Pasalnya, sejujurnya, apa sih, yang lucu dari kotoran manusia? Persis, dibutuhkan pengertian, interaksi sosial, dan imajinasi tingkat tinggi. 

3. Kesempatan Anak dan Orangtua untuk Makin Akrab

Tentunya segala sesuatu ada tempatnya. Membicarakan tentang warna poop-nya kemarin sore di kamar mandi? Oke. Di depan semua rekan kerjamu? Nuh uh. Diskusikan dengannya kapan saat yang tepat menyinggung subjek tersebut. Namun bagaimana jika si kecil tiba-tiba menyebut-nyebutnya di tengah arisan kantor? Jangan cuek, atau marah. Jika dia terkikik saat mengatakannya, ikutlah tertawa—bila perlu peluk dia. Interaksi ini akan mengirimkan sinyal bahwa kamu mengerti perasaannya, dan biasanya ini akan membuatnya lebih cepat beralih kepada topik atau permainan lain.