Coba buktikan hari ini.
Tidak peduli seahli dan serajin apapun untuk beres-beres di rumah, selalu ada satu-dua pekerjaan yang sama sekali tidak "menggiurkan". Memikirkannya saja mual dan merinding. Misalnya, menyetrika (duduk diam berjam-jam, tangan bergerak bolak-balik), atau mencuci piring (baru saja semua piring dicuci, entah darimana tiba-tiba sudah muncul piring kotor lain). Nah, daripada pusing dan menderita mengerjakan tugas-tugas, sains mengatakan bahwa kita akan merasa lebih baik jika membayar seseorang untuk melakukannya.
Yep, memang terdengar klise—tapi menurut sebuah studi baru, diterbitkan di Proceedings of the National Academy of Science, kunci kebahagiaan ternyata terletak pada menghemat uang, bukan menghemat uang. "Jika ada beberapa pekerjaan yang hanya dengan memikirkan saja sudah membuatmu ngeri, mungkin patut dipertimbangkan apakah ada kemungkinan untuk tidak melakukannya," kata Elizabet Dunn, penulis penelitian dan profesor di University of British Columbia, kepada New York Times.
Melalui serangkaian survey yang melibatkan lebih 6000 responden di empat negara, dia dan para peneliti lain menemukan bahwa orang yang membayar dan memanfaatkan tenaga orang lain untuk mengerjakan tugas-tugas yang tidak disukai ternyata lebih bahagia dan dilaporkan memiliki tingkat kepuasaan hidup lebih tinggi—dan mereka tidak melihat efek yang sama saat orang menggunakan uang untuk membeli sesuatu dalam bentuk barang. Para partisipan survey diberikan uang sebesar $40 untuk dihabiskan entah pada servis untuk membuat hidup mereka lebih bahagia (misalnya naik taksi daripada menyetir sendiri) atau mentraktir diri mereka sendiri dengan sepatu atau baju baru.
Para peserta penelitian yang menggunakan uang tersebut untuk servis dilaporkan memiliki kondisi mood yang lebih baik di penghujung harinya. Tentu saja disposable income bukan sesuatu yang dimiliki setiap orang, tapi jika memungkinkan untuk mengalirkan duit untuk menghemat waktu, rasanya patut dicoba.
