Seks atau Kardio: Mana yang Lebih Bermanfaat untuk Kesehatanmu?

Life
ISTOCK

Kesehatan fisik dan mental.

Seks sebagai olahraga? Sama sekali bukan mitos (atau hasil karangan indah pasanganmu), karena penelitian menemukan bahwa berhubungan seks sebenarnya membakar jumlah kalori yang hampir sama dengan olahraga dengan level intensitas moderat seperti satu sesi di atas mesin eliptikal. 

Oh, tidak hanya sampai di situ, menurut para ahli ada banyak manfaat berolahraga dan berhubungan seks. Mari membaca!

Kamu akan Membakar Kalori Lebih Banyak Saat Melakukan Kardio dibandingkan Berhubungan Seks

Saat melakukan hubungan seks dengan durasi standar, para perempuan cenderung membakar kira-kira sebanyak 60 sampai 75 kalori (para pria bisa membakar dua kali lipatnya, menurut sebuah studi dari Universitas Quebec). Angka yang kurang-lebih sama bisa kamu dapatkan saat melakukan steady-state cardio selama 10 menit. Menurut para peneliti itu, seks cenderung merupakan olahraga yang tidak terlalu intens dibandingkan jogging (membakar 3,1 kalori setiap menit, dibandingkan 7,1). Namun, jika dibandingkan berjalan, seks lebih banyak membakar kalori. Bahkan menurut American College of Sports Medicine, proses pembakaran kalori masih terjadi bahkan ketika kamu selesai melakukan kardio, sementara pembakaran kalori dari berhubungan seks cenderung berhenti begitu semuanya tuntas. 

Berhubungan Seks Bisa Meningkatkan Kebahagiaan dan Produktivitas

Namun berhubungan seks tidak hanya bisa membakar kalori. 

"Kalau dalam hal ini, saya sering menganggapnya sexercise, hubungan seks yang kalau orang malas exercise, malas olahraga, mereka bisa melakukan sexercise, olahraga dalam melakukan seks," jelas Zoya Amirin, seorang seksolog, kepada Woop melalui pesan suara di WhatsApp.

Namun, tidak sembarang bak-bik-buk, dan selesai. Menurutnya, jika hubungan seks itu dilakukan "begitu-begitu saja" atau "tidak ada semangat", yah, akan sulit merasakan manfaat positifnya. "Benar-benar bisa membakar kalori kalau passionate, kalau semangat," dan "ada unsur menggebu-gebu, cinta, nafsu," jelasnya. Making love—bukan hanya having sex—akan "membantu perilisan endorfin dan oksitosin di dalam tubuh dan membantu aktivitas organ-organ lain lebih produktif."

Akan tetapi, Zoya mengingatkan bahwa hubungan seks itu bukan hanya untuk membakar kalori. "Hubungan seksnya itu tujuan utamanya itu adalah, ada dua—dan jangan pernah lupa, ya," tekannya. Satu, untuk rekreasi, dan kedua untuk reproduksi. "Nggak semua orang, berhubungan untuk membuat anak, ada yang untuk senang-senang, untuk connectivity, jadi harus dikembalikan kepada inti hubungan seks itu. Kalau misalnya bisa membakar kalori yah, itu bonus. Jangan sampai begini: 'buat apa sih, berhubungan seks? Supaya kurus'. Yah, nggak benarlah," ujarnya tertawa kecil. "Mendingan olahraga aja." Hubungan seks yang berkualitas menurutnya adalah terjadi karena "kamu mencintai pasanganmu, kamu ingin mengekspresikan seksualitasmu pada dia, dan dia pada kamu, dan hal timbal baik inilah yang membuat kita bahagia. Jadi, sebaiknya dilakukan dengan penuh cinta, dengan kelembutan dan kehangatan, karena "secara mental, orang-orang yang dicintai dan diinginkan oleh pasangannya, akan menjadi individu yang lebih produktif dibandingkan dengan yang tidak punya pasangan, apalagi dalam konteks pernikahan," tegasnya.

Pernah dengar celetukan "ah, dia emosi mungkin karena belum dapat 'jatah' dari suami/ istri?" Zoya menekankan bahwa ucapan tersebut ada benarnya. "Ya, iyalah bikin cranky, sedih, merasa tidak seksi, merasa tidak nyaman, terlepas dari betapa cantiknya dia atau gantengnya dia dilihat oleh orang lain, terutama ketika seseorang sudah berhubungan, punya pasangan seksual terutama dalam konteks pernikahan tapi tidak mendapatkan hubungan seks," ujarnya. Menurutnya, hampir semua orang, baik perempuan dan laki-laki menginginkan romantisme dan seks dalam pernikahan. Bukan hanya laki-laki saja. "Keduanya butuh dicintai dan mencintai, affectionate—belaian, usapan, kasih sayang. Dua-duanya pengen seperti itu." Dan jika 'dosisnya' kurang, maka "jadi haus belaian," dan "jadi cranky, jadi nggak produktif," tegasnya.

Apakah kardio bisa menghasilkan efek yang sama? Menurut Laila Munaf, trainer dan co-founder SANA Studio, "kardio juga meningkatkan endurance, menyehatkan jantung dan membuat bahagia." 

Kardio Bisa Membuat Tidurmu Lebih Berkualitas

Dalam hal ini agak sulit menentukan mana yang lebih membuatmu nyenyak. Studi menemukan bahwa kardio bisa membantu orang tidur lebih cepat dan lebih lama. Olahraga dengan level intensitas rendah moderat adalah kuncinya, karena intensitas terlalu tinggi (seperti lari) tidak memberikan dampak yang sama.

Begitu pula dengan seks. Tidak hanya meningkatkan oksitosin dan menurunkan kortisol, seks juga bisa membantu memperbanyak zzzzz dengan perilisan hormon prolactin selama orgasme, yang bisa mengakibatkan tidur lebih lelap dan lebih lama berada dalam fase REM.

Jadi, seks atau kardio yang lebih baik untuk kesehatan fisik dan mentalmu? 

Keduanya baik untuk kesehatanmu.

Kuncinya adalah regularitas. Rutin. Meski, "semua itu sebaiknya dilakukan dengan kualitias yang baik," Zoya mengingatkan. "Jadi bukan hanya berapa kali dalam seminggu, berapa kali dalam sebulan, tapi setiap kali melakukan hubungan seks, kamu dan dia merasakan kebahagiaan, sehingga kedua belah pihak bisa mengekspresikan perasaannya kepada pasangan dan merasa dicintai. Jadi masalah ekspresi cinta dan seksualitas ini harus ada dalam kualitas hubungan yang baik untuk fisik begitu juga untuk kesehatan batin." 

Dan jika kamu ingin mendapatkan hasil yang efektif dari kardio, "lakukan selama 30 menit menit," dan "minimal tiga sekali seminggu," saran Laila. Meski semuanya memang tergantung dari tipe kardio yang dilakukan. "Contoh, jika seorang pelari bisa menghabiskan waktu 3 jam untuk sesi long-run, sementara untuk kelas seperti Zumba hanya dibutuhkan waktu 60-90 menit. Intinya, jangan berlebihan." Dan lebih baik lagi jika, "dilakukan dengan tipe olahraga lain yang berbeda dalam satu minggu. Contohnya, tiga kali kardio, satu kali strength training, dan satu kali stretching." 

Dan baik saat melakukan kardio atau seks, Zoya dan Laila sepakat bahwa kondisi fisik harus fit. "Apakah cukup tidur, cukup makan (makan paling tidak satu jam sebelum olahraga), dan sebagainya," tukas Laila. 

"Kalau untuk berhubungan seks 'kan, butuh lagi nggak stres, lagi nggak capek," ujar Zoya. "Kalau lagi tidak begitu, suami/istri bisa merasa seperti 'sedang pakai' aja. Dimanfaatin untuk seks aja. Tapi 'kan hubungan seks itu butuh kondisi mental yang happy, sebenarnya. Fisik yang tidak terlalu capek, butuh mood, dan sebagainya. Jadi, kalau sampai terjadi hubungan seks itu sebenanrya semuanya sedang selaras, baik hati, pikiran dan fisik. Inilah yang disebut mindfullness, yakni keselarasan antara hati, si badan, dan pikiran untuk melakukan hubungan yang seks happy," tegasnya. 

Selanjutnya: penelitian ini pun membuktikan bahwa seks bisa mempengaruhi kondisi hatimu—langsung keesokan harinya.