Ini Solusi agar Pasangan Tidak Selingkuh

Love
ISTOCK

Is there such thing as a perfect wife? Ayo simak agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.

Secara statistik, lebih dari sepertiga pernikahan, satu atau kedua pihak mengakui pernah berselingkuh. Dan perselingkuhan ini bisa terjadi kapan pun dalam sebuah hubungan, tidak peduli sedang Valentine atau Halloween. 

Seorang teman sudah menjalin hubungan dengan pasangannya cukup lama. Namun, entah kenapa cukup khawatir dengan kemungkinan pasangannya berselingkuh. "Jika kita melakukan segala hal yang menyenangkan hatinya, kira-kira membuatnya urung berselingkuh, nggak ya?" tanyanya. Woop tidak tahu jawabannya, sehingga mencoba mencari penjelasan dengan menghubungi Sri Juwita Kusumawardhani, M.Psi., seorang psikolog klinis dewasa dari Tiga Generasi. Berikut penjelasannya.

APA DEFINISI PERSELINGKUHAN?

iStock
iStock

"Perselingkuhan merupakan hubungan antara seseorang yang sudah berkomitmen dengan orang lain, yang bukan merupakan pasangan sahnya. Hubungan tersebut dapat terbatas pada hubungan emosional yang sangat dekat maupun melibatkan hubungan seksual," jawabnya. 

Ada yang flirting melalui media sosial, atau berkirim pesan bolak-balik di WhatsApp. Akan tetapi tidak sedikit yang menganggap bahwa hal itu bukanlah perselingkuhan. Sepanjang tidak melibatkan fisik. "Perselingkuhan emosional memiliki keintiman emosional, kerahasiaan, dan sexual chemistry yang tetap membahayakan keutuhan hubungan/pernikahan karena hubungan tersebut dapat menjadi lebih penting daripada pernikahan itu sendiri," papar Juwita. Di sisi lain, perselingkuhan secara fisik dan berganti-ganti pasangan meskipun tidak menunjukkan keterlibatan emosional "tetap menunjukkan tidak adanya komitmen baik terhadap perselingkuhan maupun pada pernikahan. Hal ini pun beresiko tinggi pada penularan penyakit menular seksual." 

MENGAPA SESEORANG BERSELINGKUH? 

Ini merupakan sesuatu yang rumit karena ada begitu banyak alasan kenapa seseorang memilih untuk berselingkuh. Menurut Juwita, beberapa hal yang dapat memicu perselingkuhan di dalam hubungan, di antaranya:

  • tidak tercapainya harapan-harapan di dalam hubungan/pernikahan,
  • kebutuhan seks yang tidak terpenuhi di dalam pernikahan,
  • ketidakhadiran pasangan, baik secara fisik maupun emosional (contoh: sudah jarang mengobrol secara mendalam dan berkualitas),
  • merupakan pelarian dari hubungan yang tidak membahagiakan,
  • sudah terbiasa melihat perselingkuhan di dalam kehidupan sehari-hari (di keluarga besar/teman-teman dekat) sehingga menganggap hal itu biasa untuk dilakukan. 

Baca: Apakah Harus Memberitahu Pasangan Jika Kamu Selingkuh?

MEDIA SOSIAL, SEBERAPA KUAT PENGARUHNYA? 

Pasangan Tak Pernah Upload Fotomu di Medsos, Haruskah Curiga?
Pasangan Tak Pernah Upload Fotomu di Medsos, Haruskah Curiga?

Seakan tidak cukup banyak pemicu perselingkuhan, media sosial muncul. Mencari pasangan bisa melalui media sosial. Menyambung tali silaturahmi dengan pacar? Hanya perlu Facebook, Twitter, atau Instagram. Lalu, rayu merayu terselubung pekerjaan dilanjutkan melalui email kantor. Takut notifikasi terbaca pasangan? Aplikasi seperti Hide My Calls dan Hide My Text, hanya sejauh jempol. Dan menurut sebuah penelitian, 10% perselingkuhan masa ini terjadi berkat kehidupan online.

"Selama kualitas hubungan tersebut kuat dan sehat, media sosial tidak akan menjadi ancaman terkait perselingkuhan. Namun, jika hubungannya memang sudah tidak sehat, maka apapun dapat menjadi pemicu perselingkuhan," terangnya. Juwita mengingatkan dengan tegas: "Jangan salah artikan perselingkuhan sebagai awal permasalahan, karena justru biasanya perselingkuhan muncul sebagai dampak dari hubungan yang tidak membahagiakan dan kebutuhan yang tidak terpenuhi."

HUBUNGANNYA SEPERTI BAHAGIA, EH... TIDAK TAHUNYA BERSELINGKUH?

ilustrasi selingkuh
ilustrasi selingkuh

Jaman sekarang, skenario seperti ini seringkali terpentaskan melalui media sosial. Sepertinya pasangan itu terlihat sangat bahagia dan mesra—yah paling tidak terlihat dari postingan yang selalu tersenyum, tertawa, melirik mesra, berpelukan, bla bla bla, plus ditambahkan dengan #relationshipgoals. Bertemu di acara pernikahan, baju selalu seragam, selalu bergandengan tangan, tersenyum dan tertawa dengan mesra. Tiga bulan kemudian, terdengar kabar mereka berpisah dan ternyata ada orang ketiga. Membuat kita merasa tertipu, mungkin sedikit marah, dan bertanya-tanya, 'jadi apa arti semua postingan tersebut?!' 

"'Sepertinya bahagia,'" Juwita menanggapi. "Darimana kita menyimpulkan bahwa pasangan bahagia? Kita tidak pernah mengetahui apa yang dilalui oleh pasangan. Cara mereka menyelesaikan konflik, interaksi dan gaya komunikasi mereka, tidak dapat diketahui hanya melalui media sosial. Kebanyakan justru orang yang terlalu sering menunjukkan bahwa mereka bahagia sebenarnya ingin menutupi permasalahan atau kekurangan yang mereka miliki," imbuhnya. 

APAKAH MELAKUKAN SEGALA HAL UNTUK MEMBUATNYA BAHAGIA, ATAU BERUSAHA SEKUAT TENAGA MENJADI PASANGAN YANG SEMPURNA AKAN MEMBUATNYA URUNG BERSELINGKUH?

Misalkan saja kamu sudah melakukan segala cara, banting tulang, jungkir balik, salto untuk menyenangkan hati dan membuat pasanganmu bahagia; istilahnya memastikan semua kebutuhannya terpenuhi agar tidak melirik orang lain. Tampil cantik 24 jam? √. Rapi, harum, baik, pengertian, sabar, tidak terlalu menuntut? √. Menjaga berat badan? √.  Memandikan dan memberikan anak makan tempat waktu? √. Masak enak dan tidak pernah gosong? √. Kehidupan seks? Membara. Namun apakah dengan melakukan hal ini bisa dipastikan kamu atau dia tidak akan berselingkuh?

"There’s no such thing as perfection.You didn’t need to be a perfect wife because you won’t get perfect husband," ujar Juwita dengan tegas. 

"Kalimat 'Melakukan segala cara untuk membuatnya bahagia', kok rasanya bikin aku marah ya," tuturnya dengan nada putus asa. "Pernikahan seharusnya kerja sama kedua belah pihak, bukan hanya satu orang yang melayani dan berusaha membahagiakan. Seharusnya pernikahan menjadi wadah untuk saling membahagiakan satu sama lain.

"Pernyataan seperti tadi sangat mungkin dibalikkan oleh orang yang melakukan perselingkuhan. Yakni, bahwa karena istrinya terlalu baik maka jadinya terasa membosankan. Penting untuk saling memahami kebutuhan satu sama lain. Laki-laki bukan cuma butuh seksual saja, mereka juga butuh partner untuk berdiskusi. Memberikan tuntutan yang masuk akal selama disertai dukungan pun tidak apa-apa, artinya kita percaya pasangan memiliki potensi untuk jadi lebih baik lagi. Terkadang terlalu fokus ke anak pun dapat membuat suami merasa tidak perhatikan.

"See, bisa jadi apa yang menurut kita terbaik justru jadi bumerang. Oleh karena itu akan lebih baik jika kita saling ngobrol dan berusaha memenuhi kebutuhan pasangan yang sebenarnya. Jikapun sudah sering berdiskusi, sudah berusaha saling memenuhi kebutuhan satu sama lain, namun tetap ada perselingkuhan, artinya pasanganmu yang tidak bersyukur dan sulit untuk berkomitmen. Dan itu bukan salahmu," bebernya panjang lebar. 

Baca: Ini Ciri-ciri Pasangan yang Suka Selingkuh

SIAPA YANG SALAH: YANG BERSELINGKUH ATAU PASANGANNYA?

"Tentunya berselingkuh tidak dapat dibenarkan dalam sebuah hubungan—apalagi pernikahan yang artinya kedua belah pihak menyadari komitmen yang mereka miliki. Pun diselingkuhi bukan berarti menjadi pihak yang benar. Seharusnya ganjalan dan permasalahan di dalam hubungan dapat dikomunikasikan dengan baik terhadap pasangan sehingga keduanya berusaha untuk mencari jalan keluar bersama, bukannya salah satu pihak memilih berselingkuh karena hubungannya tidak menyenangkan/membahagiakan. Akan tetapi, pasangan yang diselingkuhi pun perlu mempelajari apa motif dari perselingkuhan tersebut, apa yang masih belum tepat di dalam hubungan mereka. Intinya, kedua belah pihak harus saling mengevaluasi diri dan mengubah perilaku demi hubungan yang lebih sehat dan bahagia."

TIDAK TAHU APA YANG AKAN TERJADI PADA SEBUAH HUBUNGAN. NAMUN, ADAKAH USAHA YANG BISA DILAKUKAN UNTUK MEMPERKECIL KEMUNGKINAN TERJADI PERSELINGKUHAN? 

Seperti banyak hal yang di ada di bawah langit, ada banyak hal dalam hubungan yang tidak bisa kita duga dari sekarang, termasuk perselingkuhan. Namun bukan berarti kita harus pasif. Menurut Juwita yang sebaiknya diperhatikan dan dilakukan oleh kedua pasangan:

  • Kemampuan pasangan untuk berkomunikasi perlu ditingkatkan, agar pasangan belajar mengkomunikasikan kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi di dalam hubungan. "Agar pasangan belajar untuk menanggapi pasangan dengan tepat sehingga pasangan tetap merasa dicintai."
  • Selain itu, kemampuan pasangan untuk menyelesaikan permasalahan perlu ditingkatkan, agar pasangan tidak menumpuk permasalahan. "Yang akhirnya berujung pada rasa kecewa atau tidakpuas terhadap pernikahan yang pada akhirnya melakukan perselingkuhan."
  • Meluangkan waktu berdua meskipun sudah memiliki anak. "Bukan hanya kebutuhan seksual yang perlu dipenuhi, tapi menjaga kemesraan dengan berkencan dan menghidupkan sisi ‘fun’ di dalam hubungan."
  • Biasakan untuk tidak menceritakan persoalan rumah tangga terhadap lawan jenis. "Hal ini dapat menimbulkan rasa nyaman terhadap orang tersebut dan menurunkan ketertarikan pada pasangan."

JIKA PASANGANMU TERNYATA BERSELINGKUH, APA YANG SEBAIKNYA DILAKUKAN?

Tidak ada yang berharap hal ini terjadi dalam hubungannya. Namun, jika hal ini terjadi padamu, ada baiknya mempertimbangkan langkah-langkah ini: 

  • Jangan meminta informasi yang detil terkait perselingkuhan. "Hal itu akan membuatmu semakin merasa tersakiti dan kondisi emosi yang semakin memburuk."
  • "Memaafkan pasangan yang sudah berselingkuh bukanlah hal mudah dan sesuatu yang cepat dilakukan," kata Juwita. Bahkan ketika sudah merasa memaafkannya pun, kita masih tetap mengingat perselingkuhan tersebut. "Karena memang memaafkan tidak sama dengan melupakan."
  • Cari dukungan dari orang-orang terdekat (keluarga dan sahabat) agar tidak merasa sendiri dan merasa jauh lebih kuat dalam menghadapi peristiwa ini. "Individu yang diselingkuhi dapat meringankan beban dengan bercerita terhadap mereka."
  • Melakukan kegiatan positif dan bermakna. Hal ini dapat meningkatkan kepercayaan diri individu—karena merasa bahwa dirinya masih berguna dan masih berdaya. "Agar kamu ingat bahwa kebahagiaan tidaklah hanya berasal dari pasangannya saja."
  • Melakukan terapi, baik individual maupun pasangan. "Ini akan membantu individu untuk dapat lebih merasa dipahami dan memahami kondisi yang telah dilaluinya. Terapi pasangan juga dapat membantu proses evaluasi hubungan dan apa saja yang perlu diperbaiki dari hubungan mereka," tegas Juwita. 

Baca: Ini yang Harus Dilakukan saat Pasangan Teman Selingkuh