Biografi Nike Ardilla: Bintang dengan Segudang Talenta

EntertainmentBy Novika Dyah Pusparini
Nike Ardilla

Kecelakaan tragis harus merenggut nyawa Nike Ardilla di puncak ketenaran. Namun hal itu tak lantas membuatnya dilupakan oleh para penggemar

Kepergian Nike Ardilla justru membuat namanya semakin dikenal banyak orang dari lintas generasi. Ia bahkan menjadi satu-satunya artis yang selalu dirayakan hari lahir dan kematiannya. Untuk mengenang sosok multitalenta tersebut, mari kita simak profil singkatnya ini.

Biografi Nike Ardilla

Awal karir di dunia musik

Nike Ardilla lahir di Bandung pada 27 Desember 1975 dengan nama Raden Rara Nike Ratnadilla Kusnadi.

Bakat menyanyi Nike mulai tampak ketika usianya 5 tahun. Darah seninya mengalir dari kakek buyutnya dari pihak ayah yang merupakan seorang penyanyi keroncong dan nenek buyutnya dari pihak ibu. 

Menyadari bakat menyanyi putrinya, sang ibu memasukkannya ke Himpunan Artis Penyanyi Musisi Indonesia (HAPMI) asuhan Djadjat Paramor. Ia kemudian bergabung dengan manajemen Denny Sabri, seorang wartawan musik senior populer saat itu.

Artis dengan segudang talenta

Nike Ardilla
Nike Ardilla

Tahun 1986, ia meluncurkan sebuah singel berjudul, Lupa Diri, yang kemudian masuk dalam album kompilasinya yang bertajuk Bandung Rock Power (1987). Pada Oktober 1989, Nike berhasil merilis album perdananya bertajuk, Seberkas Sinar, yang diproduseri Deddy Dores.

Nama panggungnya pun berganti dari Nike Astrina menjadi Nike AR (Astrina dan Ratnadilla), tapi penggunaan nama ini tidak begitu lama, dan akhirnya berganti menjadi Nike Ardilla yang digunakannya hingga ia tutup usia.

Deni Sabri Management yang menaungi Nike Ardilla, mempersiapkannya menjadi seorang artis multitalenta, untuk menggantikan Cut Irna yang dikenal sebagai model, Meriam Bellina yang seorang bintang film, dan diva rock Nicky Astria.

Baca juga: Raisa, Dari Backing Vocal Hingga Suara Kelas Dunia

Era kejayaan Nike Ardilla

Nike Ardilla
Nike Ardilla

Era 90an bisa dibilang adalah masa-masa kejayaan dan dominasi Nike Ardilla di dunia hiburan setelah album Bintang Kehidupan (1990) sukses terjual hingga 2 juta keping. Tak hanya itu,  terpilihnya ia sebagai GADIS Sampul Favorit juga membuat kariernya di industri hiburan terus melesat.

Sebagai penyanyi rock, ia dijuluki sebagai Ratu Rock Indonesia (Queen of Indonesian Rock) atau lady rocker. Nike Ardilla merupakan penyanyi, bintang film, model, bintang iklan dan seniman paling sukses di semua bidang entertainment. Apapun yang dipakai olehnya menjadi tren tersendiri di kalangan anak muda, seperti potongan rambut Nike Ardilla, gaya berpakaian Nike Ardilla, tas Nike Ardilla, dsb.

Setiap tahun ia rajin menelurkan album-album baru. Nyalakan Api (1991), Matahariku/Izinkan (1991), Biarlah Aku Mengalah (1992), Biarkan Cintamu Berlalu (1994), Duri Terlindung (Album Malaysia) (1994), Suara Hatiku (1995), Sandiwara Cinta (1995), dan Mama Aku Ingin Pulang (1995) menjadi daftar album-album yang berhasil dirilis oleh Nike selama masa keemasan kariernya hingga ia tutup usia.

Kematian sang ratu rock Indonesia

Pada tanggal 19 Maret 1995, kurang lebih pukul 06.15 pagi, Nike Ardilla tewas dalam sebuah kecelakaan tunggal. Mobil Honda Civic berwarna biru metalik yang dikendarainya menabrak pagar beton bak sampah di Jalan R. E. Martadinata.

Diperkirakan Nike tewas seketika, tetapi saksi yang berada disekitar lokasi kecelakan menuturkan Nike belum meninggal saat kejadian, baru dalam perjalanan ke rumah sakit Nike meninggal.

Saat itu, mendiang Nike bersama manajernya, Sofiatun, baru kembali dari diskotik Polo. Ada isu negatif yang berkembang bahwa ia mengendarai mobil dalam keadaan mabuk, namun dibantah keras oleh pihak keluarga dan saksi kunci kecelakaan tersebut. 

Hasil visum polisi menyebutkan tidak menemukan zat alkohol di dalam tubuhnya. Ia dimakamkan sore itu juga di Ciamis diantar oleh ribuan penggemar dan para artis ibukota.

Baca juga: Maudy Ayunda, Artis Berprestasi yang Mahir 3 Bahasa

Kenangan Nike Ardilla

Nike Ardilla
Nike Ardilla

Sepanjang sejarah dunia hiburan Indonesia, hanya Nike Ardilla, satu-satunya artis yang mendapatkan penghormatan tertinggi di mana setiap tanggal kelahiran dan kematiannya selalu diperingati setiap tahunnya.

Fenomena ini sendiri menarik perhatian George Quinn, Dekan dari fakultas Studi Asia di Australia National University untuk melakukan penelitian tentang kebiasaan orang Jawa berziarah. Ziarah ini sendiri adalah kegiatan penghormatan yang dilakukan masyarakat Jawa kepada orang suci Muslim seperti Wali Songo.

Setelah kematiannya pun, nama Nike Ardilla masih mengisi ruang publik dan tentunya relung hati para penggemarnya.

Museum Nike Ardilla kemudian dibangun oleh keluarganya pada tahun 1996 di kediamannya di Bandung, yang berisi barang-barang peninggalan, penghargaan, serta replika kamar Nike seperti di kediamannya.

Kisah hidup pelantun lagu Bintang Kehidupan tersebut tentunya mampu menginspirasi para penggemar. Seperti Nike Ardilla, kita juga tak boleh patah semangat dalam meraih mimpi dan cita-cita.

Selanjutnya: Berkarir di dunia hiburan nggak lantas menghilangkan kecintaan Dian Sastro pada dunia pendidikan Indonesia. Yuk simak perjalanan karirnya!