Pertanyaan Serius: Apakah Bulan Madu itu Penting?

Pertanyaan Serius: Apakah Bulan Madu itu Penting?
ISTOCK

Seorang psikolog menjawab.

Maaf agak nyinyir, tapi penasaran apakah pasangan baru—baru menikah dan baru menghabiskan duit (dan tabungan, atau bahkan sampai mengutang) demi pesta pernikahan—harus melakukan bulan madu, terbang ke belahan dunia manalah? 

"Bulan madu penting dan dibutuhkan oleh pasangan," kata Pingkan C.B. Rumondor, M.Psi, Psikolog., seorang psikolog klinik dewasa dari TigaGenerasi. "Dalam hal ini, bulan madu yang saya maksud ialah waktu yang berkualitas untuk pasangan, hanya berdua saja. Entah menginap (staycation) di kota tempat tinggal selama weekend, atau pergi berdua ke luar kota (luar negeri). Pada beberapa budaya, misalnya yang masih menganut perjodohan (arranged marriage), bulan madu adalah waktu dimana pasangan bisa saling mengenal, dan melakukan eksplorasi seksual," jelasnya. 

Menurut Pingkan, ada beberapa alasan mengapa bulan madu menjadi penting bagi pasangan baru: 

  1. Merupakan saat pasangan merayakan berdua perubahan identitas dari singel menjadi menikah. "Memang sudah dirayakan juga di pesta pernikahan, akan tetapi momen bulan madu menjadi momen pertama pasangan 'berdua' saja," terangnya.   
  2. Bagi pasangan yang belum pernah berhubungan seksual, maka bulan madu menjadi masa dimana mereka bisa mendapatkan privasi untuk eksplorasi seksual.  
  3. Selain itu, bulan madu juga adalah waktu untuk refleksi dan relaksasi. Refleksi mengenai visi keluarga yang ingin dituju dan hal-hal yang perlu dipikirkan setelah menikah. "Refleksi ini juga bisa menyadarkan pasangan bahwa hidup terus berjalan meskipun sudah menikah. Bahkan beberapa pola komunikasi atau kebiasaan sejak pacaran masih sering dilakukan."  
  4. Menjadi ajang relaksasi dari persiapaan dan pesta pernikahan yang sibuk. "Penelitian memperlihatkan bahwa traveling bersama pasangan meningkatkan komunikasi dan waktu berkualitas, sehingga meningkatkan kebahagiaan dalam hubungan," Pingkan menjelaskan. 

Ah, siapa sih, yang menolak berbulan madu. Apalagi, jika kondisi, situasi, rekening dan kartu kredit mengijinkan. Menyenangkan karena bisa berduaan dan 'lari' dari rutinitas yang cepat atau lambat harus dihadapi lagi. Namun, pada kenyataannya ada pasangan yang akhirnya memutuskan untuk menunda bulan madunya, karena berbagai alasan (misalnya, pekerjaan atau aspek finansial). Sebetulnya, kapan sih, waktu yang tepat untuk melaksanakan bulan madu?

“Jika memungkinkan, sangat disarankan untuk berangkat bulan madu segara setelah resepsi. Agar empat tujuan yang sudah dijelaskan di atas bisa didapatkan. Perlu diingat bahwa bulan madu ini tidak perlu mahal, asalkan pasangan bisa menghabiskan waktu berdua secara privat. Akan tetapi, perlu dilihat juga budaya masing-masing keluarga, apakah memungkinkan meninggalkan keluarga segara setelah resepsi,” paparnya.

Tidak perlu mahal. Idealnya sih, memang tidak perlu mahal, pokoknya selama ada kalian berdua. Tidak harus dipenuhi dengan jadwal ke sana kemari—atau harus bangun jam lima pagi demi matahari terbit. Romantis memang, tapi menyiksa! Untuk menghindari suasana tidak enak, Pingkan menyarankan untuk membuat rencana sebelum pasangan 'mengucilkan diri'. 

“Bulan madu sebaiknya direncanakan seiring dengan merencanakan pernikahan. Jadi, sebisa mungkin bisa segera berangkat bulan madu setelah selesai resepsi. Tidak ada resep khusus mengenai rencana bulan madu. Rencana ini akan berbeda setiap pasangan, sehingga sebaiknya bulan madu dilakukan ditempat yang disukai oleh kedua pasangan, dan sesuai dengan kemampuan,” ujarnya. Namun, “jika memungkinkan, disarankan untuk menyediakan waktu-waktu berdua untuk berdiskusi dalam suasana yang santai. Jadi tidak dipenuhi dengan jadwal tur yang padat. Disarankan juga untuk mengabadikan momen agar bisa diingat kembali. Memori yang indah tentang pasangan dan bulan madu bisa menjadi kekuatan tersendiri saat menjalani lika-liku kehidupan pernikahan,” sambung Pingkan.

Dengan kata lain: bulan madu itu obat pelipur lara, pembangkit nostalgia indah dan rasa cinta–terutama, saat kamu sepertinya tak kuasa menahan kesal dan ingin mengirimkannya jauh ke Bulan.