Usia tidak bohong, dari segi kerutan di wajah, selera nongkrong dan lagu, termasuk intensitas tidur.
Jika beberapa bulan belakangan sangat sulit mendapatkan "tidur nyenyak seperti bayi" (siapapun yang menciptakan pepatah ini, kemungkinan besar belum pernah memiliki bayi), penyebabnya adalah usia. Faktor ini menentukan seberapa banyak zzz yang bisa kamu nikmati dan dapatkan.
Dalam sebuah studi baru yang diterbitkan di jurnal Neurobiology of Aging, para peneliti menemukan bahwa umur secara signifikan memperlemah kemampuan jam sirkadian untuk mengatur ulang dirinya begitu terpapar sinar (misalnya kamu hanya bisa tidur ketika matahari belum bersinar). Oleh karena jam sirkadian ini yang membuat siklus pola tidurmu teratur dan mengatur perasaan mengantuk dan bangun, pertambahan tua bisa menyebabkan gangguan signikan terhadap sikus tidur, yang pada akhirnya mempengaruhi kesehatan secara keseluruhan.
Jadi, jadi, apa arti penemuan ini untuk kita orang awam yang semakin menua? Sayangnya, masih dibutuhkan penelitian lebih banyak untuk mendapatkan kejelasan lebih mendalam, karena studi ini sendiri baru diujicobakan pada tikus muda dan tua, bukan manusia. Akan tetapi ini merupakan sebuah gebrakan untuk para peneliti, sebagaimana yang dituliskan di siaran pers bahwa penemuan-penemuan ini dapat "membantu perawatan yang diperuntukkan untuk meningkatkan pengaturan ulang jam sirkadian bagi para orangtua baik dari segi psikologis maupun tingkah laku."
Sambil menunggu pencerahan lebih lanjut, pastikan melakukan beberapa trik ini membuatmu pulas: tidur tanpa cahaya apapun (gelap gulita), enyahkan teknologi dari area tempat tidur, pastikan suhu tidak terlalu panas/ dingin, dan lakukan sesuatu untuk menenangkan hati dan pikiranmu sebelum bersembunyi di balik selimut (semedi, baca buku, dll). Seperti kita tahu tidur yang berkualtis mempengaruhi banyak aspek dalam hidup, termasuk suasana hati dan metabolisme. Jadi, pastikan hatimu cemerlang sehingga tidak jatuh "korban" keesokan harinya di rumah, di jalan atau di kantor.
