Menjadi Ibu Bisa Membuatmu Lebih Cepat Tua (Lebih dari Satu Dekade)

Menjadi Ibu Bisa Membuatmu Lebih Cepat Tua (Lebih dari Satu Dekade)
ISTOCK

Jangan marah—ini berdasarkan sebuah penelitian baru.

Yep, menjadi ibu itu membahagiakan—tapi sejujurnya juga menguras fisik dan mental. Dan studi baru ini akan membuat ibu (mungkin) panik: penelitian terbaru dari George Mason University menemukan bahwa menjadi ibu ternyata bisa membuatmu menua dari sisi biologis. Seperti yang dilaporkan oleh ScienceAlert, para perempuan yang melahirkan memperlihatkan tanda-tanda biologis lebih cepat dibandingkan perempuan yang tidak—dan... (siap-siap) perbedaannya hampir mencapai 11 tahun. (Para ibu, diperbolehkan menjerit dan histeris.) 

Untuk mencapai konklusi ini, Anna Pollack (seorang epidemiolog) dan tim penelitinya menganalisa kumpulan DNA dari hampir 2000 perempuan berusia reproduktif di Amerika Serikat. Secara spesifik mereka mengamati panjang telomere, yakni sejumlah DNA yang melindungi ujung kromosom agar tidak rusak. Stres, kurang tidur, pola makan tidak sehat, dan penuaan semuanya menyebabkan telomere memendek, sehingga membuat para perempuan rentan terhadap penyakit degeneratif, seperti diabetes, penyakit jantung, kematian dini; padahal kita membutuhkan telomere yang lebih panjang untuk mencegah terkena penyakit-penyakit tersebut. 

Setelah menyesuaikan usia, etnis, pendidikan, dan kebiasaan gaya hidup seperti merokok, ditemukan bahwa para perempuan yang telah melahirkan minimal satu anak rata-tata memiliki telomere yang lebih pendek 4.2% dibandingkan mereka yang belum/tidak memiliki anak. Persentase ini sama dengan (kira-kira) 11 tahun percepatan penuaan seluler.

"Kami terkejut dengan hasil yang luar biasa ini," Pollack mengakui, yang juga menambahkan bahwa beberapa studi sebelumnya menyamakan melahirkan dengan hanya empat setengah tahun percepataan penuaan sel. "Kami menemukan bahwa perempuan yang memiliki lima anak atau lebih bahkan telomerenya lebih pendek dibandingkan mereka yang tidak punya anak, dan bisa dikatakan relatif lebih pendek dibandingkan mereka yang punya anak satu, dua, tiga, atau bahkan empat." 

Ingat baik-baik: dikarenakan sistem pengamatan studi ini, para peneliti hanya bisa menegaskan sebuah korelasi (antara melahirkan dan penuaan), bukan sebab akibat. Lebih daripada itu, mereka juga menspekulasi bahwa tidak hanya melahirkan yang memperpendek telomere tapi juga stres yang disebabkan oleh merawat dan membesarkan anak. Hmm, penasaran apakah efek yang sama juga dirasakan oleh orangtua yang tidak melahirkan (misalnya adopsi, atau ayah). Hal ini sepertinya bisa dijadikan bahan penelitian berikutnya. "Dikarenakan begitu terbatasnya penelitian yang telah dilakukan di bidang ini, sangat disarankan untuk mengaplikasikan hasilnya dengan hati-hati," tegas publikasi tersebut.