Panduan Keuangan: Saat Berhenti Bekerja dan Menjadi Ibu Rumah Tangga Sepenuhnya

Panduan Keuangan: Saat Berhenti Bekerja dan Menjadi Ibu Rumah Tangga Sepenuhnya
ISTOCK

Bagaimana bertahan saat sumber duit berkurang.

Ketika kita mendengar seseorang memutuskan untuk berhenti bekerja dan menjadi ibu rumah tangga tanpa karir, mungkin salah satu respon kita adalah: "Eh, kok bisa? Bagaimana tuh, mengatur keuangannya?" Bisa jadi terdengar tidak sensitif—"kok malah membicarakan duit"—tapi ini jika jujur ini salah satu faktor yang membuat sakit kepala semua orang—terlebih yang memutuskan berhenti kerja. 

"Memang pilihan sulit bagi setiap wanita bekerja yang memiliki anak untuk memilih apakah akan terus bekerja ataukah menjadi ibu rumah tangga penuh waktu," kata Indah Hapsari, Head of Adviser Jouska Financial. "Tidak ada pilihan yang benar ataupun salah," lanjutnya, "karena semua kembali ke ke kondisi keluarga masing-masing termasuk kondisi keuangan."

Indah membenarkan bahwa kondisi keuangan memang akan menjadi hal penting yang harus dipikirkan "karena aspek itulah yang paling banyak terkena dampaknya," ujar ibu dengan anak satu ini.  

Menurutnya, sebelum memilih resign bekerja dan menjadi ibu rumah tangga penuh waktu, ada baiknya terlebih dahulu sudah melakukan perhitungan secara keuangan. "Dari yang awalnya double income kemudian menjadi single income tentu akan berbeda," Indah menekankan. Apalagi jika penghasilan kamu ikut membiayai pengeluaran keluarga berarti keluarga akan kehilangan sumber pendanaannya setiap bulan. "Jadi dipikirkan cara bagaimana untuk menutupinya. Namun jika penghasilanmu selama ini hanya digunakan untuk kebutuhan pribadimu, maka akan jauh lebih mudah untuk menyesuaikannya."

Bagaimana melakukannya? Begitu mungkin pertanyaanmu sekarang, dengan nada frustrasi dan panik. Menurut Indah, ada proses yang bisa dilakukan. 

1. Catat dulu pengeluaranmu, berdasarkan empat kategori ini: primer, kewajiban, sekunder, tabungan/investasi.

Pengeluaran primer berkaitan dengan biaya hidup sehari-hari seperti belanja bulanan, transportasi, air, listrik, dll. Kewajiban merupakan pengeluaran yang terkait dengan pihak ketiga, misalnya cicilan hutang, uang sekolah anak, gaji ART, premi asuransi, dll. Sementara sekunder, istilah mudahnya adalah pengeluaran yang berkaitan dengan kesenangan seperti belanja, jalan-jalan, perawatan kecantikan, dll. Dan tabungan/investasi jelas adalah pengeluaran untuk kebutuhan masa depan. "Setelah melakukan penghitungan ini, jika ternyata dengan single income masih cukup membiayai semua kebutuhan keluarga, maka menjadi ibu rumah tangga penuh waktu dapat diwujudkan. Namun apabila belum mencukupi maka perlu dilakukan penyesuaian."

2. Lakukan penyesuaian dengan mengurangi atau bahkan menghilangkan.

Pilih pengeluaran mana yang bisa dikurangi. Untuk mempermudah memilah-milah, bisa dimulai dengan mengotak-otik pengeluaran sekunder.  Lakukan penyesuaian, minimalisir keuangan sesuai dengan kondisi keuangan. Mungkin akan sulit mengurangi pengeluaran primer (jika jumlahnya tidak berlebihan) karena berkaitan dengan biaya hidup sehari-hari. Sementara, kewajiban mungkin bisa diakali dengan misalnya mempercepat pembayaran cicilan hutang, tidak memakai ART lagi atau "analisa ulang asuransimu apakah memang sudah tepat atau apakah preminya bisa dikurangi. Sedangkan untuk alokasi tabungan/investasi sebisa mungkin dipertahankan karena ini bisa digunakan untuk dana darurat dan persiapan dana tujuan jangka panjang."

3. Buat dana untuk masing-masing pengeluaran dan usahakan konsisten. 

Bukan berarti kamu pelit atau hitung-hitungan luar biasa, tapi ini berguna agar gaya hidup sesuai dengan apa yang kita miliki. "Istilahnya hidup sesuai dengan kemampuan bukan sesuai kemauan," kata Indah. Pasalnya, kemauan tidak akan pernah ada habisnya dan itu manusiawi, tapi apabila tidak dikontrol maka risikonya sangatlah besar. Lalu mulai implementasikan rencana yang sudah dibuat dan catat jika ada pengeluaran di luar perkiraan awal. Jika setelah dilakukan penyesuaian pengeluaran masih lebih besar daripada pendapatan, maka perlu mencari alternatif lain, seperti menambah pendapatan. "Memang ini tidak semudah mengurangi pengeluaran karena butuh waktu, kreativitas, trial and error. Banyak cara untuk menambah pendapatan, misalnya pasangan mencari pekerjaan dengan gaji lebih tinggi. Atau kamu mencari pekerjaan yang bisa dilakukan dari rumah, menjadi freelancer atau bahkan membangun usaha di bidang yang dikuasai atau sukai. Namun untuk melakukan ini, kamu sebaiknya mempunyai cadangan dana darurat yang cukup sebagai modal ataupun untuk menutupi pengeluaran sebelum akhirnya mendapatkan penghasilan tambahan," Indah mengingatkan. 

Akhir kata: dibutuhkan keberanian memang untuk mengambil keputusan menjadi ibu rumah tangga penuh waktu. Apalagi jika setelah dihitung-hitung, kondisi keuangan akan berubah drastis. "Bila pengeluaran memang masih bisa disesuaikan, silakan dijalankan. Namun jika tidak, maka penting untuk dipikirkan kembali karena menyiapkan modal untuk masa depan anak juga kewajiban orang tua. Rejeki memang sudah ditentukan Tuhan, tapi kita juga wajib berusaha untuk mendapatkannya," tandas Indah.