Apakah Semua Produk Kecantikan Berbahan Organik Selalu Lebih Baik dari Non-Organik?

Apakah Semua Produk Kecantikan Berbahan Organik Selalu Lebih Baik dari Non-Organik?
ISTOCK

Apa kelebihan dan kekurangannya?

Jika kamu adalah salah satu penggemar berat produk kecantikan berbahan alami, kemungkinan besar meja rias dan kamar mandimu dipenuhi dengan sebuah saja argan oil, coconut oil, dsb. Akan tetapi, mau nyinyir sedikit: apakah produk kecantikan berbahan organik lebih baik dibandingkan dengan produk non-organik?

"Definisi organik atau alami ialah memanfaatkan yang sudah tersedia di alam tanpa melalui banyak proses pengolahan atau penambahan zat kimia di pabrik," jelas Dr. Eddy Karta, SpKK, seorang ahli kulit dan kelamin. "Biasanya produk organik diklaim lebih baik, karena tidak menggunakan bahan kimia yang membahayakan. Dan yang kita tahu, banyak bahan kimia berbahaya di sekitar kita yang berasal dari proses industrialisasi yang membahayakan kesehatan,"  lanjutnya. 

Meskipun begitu, Eddy mengingatkan, “Tetapi pengkajian spesifik dan individual terhadap setiap bahan alami diperlukan, karena yang berasal dari alam juga dapat saja berbahaya. Misalnya, air penyegar sari bunga yang alami dapat saja memicu alergi pada individu yang alergi serbuk sari sehingga bisa mengakibatkan wajah gatal dan bengkak. Pokoknya harus memperhatikan label sebelum membeli." 

Berbicara tentang kosmetik atau produk perawatan kulit yang berbahan organik, ada yang bilang bahwa produk tersebut berbeda dengan produk alami. Maksudnya apa sih, dok? “Pada dasarnya alami dan organik sering disamakan, yaitu sama-sama tersedia di alam dari organisme hidup bukan disintesis di pabrik atau farmasi,” tuturnya.

Lalu, adakah kelebihan dan kekurangan dari produk-produk kosmetik dan perawatan kulit dari bahan organik? “Karena alami biasanya lebih seimbang dan tidak terlalu keras efeknya. Misalnya, pewangi alami tidak akan bikin pusing dan tentunya murah. Seperti masker mentimun untuk muka kering dan mata lelah, lebih murah dibandingkan ketika kamu beli serum atau krim mata di apotek.

 “Kalau kekurangannya, efektivitas mungkin tidak sebanding dengan krim racikan dokter ataupun apotek. Kayak gel aloe vera bisa saja tidak mampu melindungi wajah dari radiasi berbahaya sinar UV, jika dibandingkan sunblock ber-SPF. Kedua, bahan alami cepat terkontaminasi bakteri sehingga tidak bisa disimpan lama, karena nanti akan jadi sarang kuman dan bila digunakan ke kulit, mungkin kulit akan terinfeksi,” beber Eddy. 

Memang, setiap produk pasti memiliki kekurangan dan kelebihan, termasuk produk yang terbuat dari bahan-bahan organik. Jadi sebelum membeli, perhatikan keterangan pada kemasan. Dan sebelum membeli produk-produk kosmetik ataupun perawatan kulit dari bahan organik, Eddy menyarankan kita untuk melakukan ini. 

  1. Baca aturan penyimpanan dan tanggal kadaluarsanya.  
  2. Baca isinya apa saja dan apakah kamu memiliki riwayat alergi, seperti alegi pollen, alergi kacang, alegi hay (sejenis rumput), alergi beeswax (protein dari lebah).  
  3. Cek juga apakah diproduksi oleh produsen yang berpengalaman dan terjamin agar yakin dengan keamanan dan khasiatnya. Lalu, cek apakah sudah memiliki izin BPOM. "Tapi BPOM untuk bahan herbal hanya mengkaji keamanannya lho ya, bukan efektivitasnya," Eddy mengingatkan.  
  4. Jangan tertipu dengan publikasi atau iklan yang keliru. Ini sering terjadi! Bahan kimia yang terstandardisasi dosisnya dan sudah dipelajari efektivitasnya. Contohnya, antibiotik telah banyak menyelamatkan manusia dari penyakit-penyakit berbahaya. Bahan kimia dapat menjadi obat dan menjadi toksin. "Tapi tidak semua bahan kimia adalah toksin, ya," tandasnya.