Ingin Mencoba Meditasi, Tapi Terdengar Sangat Mengintimidasi dan... Sulit

Ingin Mencoba Meditasi, Tapi Terdengar Sangat Mengintimidasi dan... Sulit
ISTOCK

Terlebih postingan ekstravagan di Instagram... membuat nyali ciut. 

Tidak terhitung orang terkenal (Amy Schumer, OprahClint EastwoodEllen DeGeneresJennifer AnistonTom HanksDaisy Lowe, dan masih banyak lagi) yang bersumpah bahwa meditasi mengubah hidup mereka menjadi lebih baik. Sains pun mendukung penuh kehebatan meditasi, antara lain dapat:meningkatkan imunitas tubuh, mendorong emosi positif, mengurangi rasa kesepian, lebih kreatif, lebih bijak. Itu hanya satu dari sekian banyak hasil penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan. Ketik meditasi di Instagram:  terdapat lebih dari 10 juta posting dengan #meditation. Sebagai manusia biasa yang selalu dipenuhi rasa penasaran (eufemisme dari kepo), WOOP pun sebenarnya... ingin mencoba! Yep, namun sepertinya setiap kali mendengar kata meditasi, kok agak mengintimidasi dan asosiasinya adalah olahraga tingkat dewa, ya? 

Sumber terbaik untuk mencari tahu tentang meditasi, terutama bagi pemula, pastinya adalah pengajarnya. Therese Heinisch, seorang perempuan kebangsaan Jerman dan pengajar yoga nomadik bersertifikat sejak 2013, berbicara panjang lebar dan mematahkan segala prasangka tersebut. Ohya, karena hari ini merupakan Hari Yoga Sedunia, sepertinya memang saat yang tepat untuk membagikan hasil percakapan hari itu. 

Apa yang harus diperhatikan orang sebelum mulai mempraktekkan meditasi?

Menurut saya tidak hal tertentu yang perlu dikhawatirkan karena pada dasarnya meditasi adalah tentang dirimu dan dalam dirimu. Jika mau memulai, cobalah dengan hal yang paling simpel, seperti fokus pada nafas, dalam posisi nyaman, dan merasa enak. Pejamkan mata, fokus hanya pada nafas, tanpa harus memaksanya, mati-matian mengganti pernafasan; fokus saja pada pernafasan. Dan saat sebuah pikiran muncul di benak, tetap usahakan konsentrasi pada nafas. Ini merupakan hal paling sederhana, tapi cara paling efektif untuk memulai meditasi. Bahkan, mereka yang sudah sering melakukan meditasi, ini sesuatu yang selalu dilakukan, karena nafasmu selalu ada dan menjadi pusat keberadaanmu.

Perlukah bernafas dalam gaya atau tertentu? 

Bernafas normal saja sudah cukup. Pastinya, ada banyak latihan, metode yang bisa digunakan untuk meningkatkan kualitasnya, tapi sebenarnya cukup duduk dan bernafas. Terdengar simpel, tapi terkadang memang sulit. Soalnya, pikiran kita itu menakjubkan, bisa melakukan banyak hal dalam satu waktu. Dan saat kita melakukan meditasi yang ingin dilakukan adalah membiarkannya kosong sementara. Namun jika otak tetap sibuk, tidak apa-apa, terima saja, dan usahakan kembali fokus pada nafas dan lupakan.

Harus berapa lama sih, meditasi itu? 

Sebenarnya, saya tidak ikut aliran tradisi tertentu. Dan perlu diketahui ada begitu banyak tradisi dan cara yang berbeda; setiap guru mungkin akan mengatakan hal yang sama sekali berbeda saat menjawab pertanyaan ini. Namun, secara personal, saya mempraktekkan apa yang menurutnya cocok dan bisa saya lakukan.

Jadi, jika baru mulai, tentu saja kamu tetap bisa melakukannya berhari-hari, berjam-jam, tapi menurut saya tidak perlu dipaksa. Mungkin lima menit, 10 menit, cukup. Atau hanya duduk tenang dan nyaman, memperhatikan nafas, juga bisa. Menarik sekali saat kita melakukan ini dan tiba-tiba melihat jam, dan "Wow, ternyata baru dua menit? Seriusan, kok kayaknya sudah sejam ya." Hahaha. Jadi, lebih baik jangan lihat jam di awal. Namun ini juga yang membuat meditasi hebat karena waktu tidak lagi penting. 

Jadi, intinya cuma duduk, memperhatikan nafas, dan tidak melakukan hal lain?

Ya, pada dasarnya itu. Bahkan, di awal, saya menyarankan untuk berbaring—di yoga istilahnya shavasana— artinya, berbaring telantang, telapak tangan terbuka ke atas, posisi rileks. Bahkan, jika perlu, bisa menggunakan bantal dan mulailah memperhatikan diri sendiri. Saat sudah sampai tahap ini—ketika hanya melihat diri dan tidak melakukan apapun—cobalah untuk keluar dari pikiran kita. Jika ada pemikiran datang, cobalah untuk bertindak sebagai pengamat. Jangan rasakan, terhubung dengan pemikiran tersebut. 

Saya sering kali mengatakan ini kepada murid-murid baru di kelas: bayangkan kamu sedang melihat langit dan ada awan lewat, letakkan setiap pemikiran tersebut ke dalam awan, perhatikan, dan biarkan berlalu.  

Bagaimana dengan musik? 

Pastinya, kamu bisa menggunakan berbagai hal. Jika kamu seorang audiotif dan suka musik, pakai musik. Berbaring, nyalakan musik, dan fokus hanya pada musik tersebut. Seperti yang saya bilang, kunci utama dalam meditasi adalah konsentrasi, jadi dalam hal ini konsentrasi pada musik. 

Bagaimana dengan beberapa apps yang berfungsi membantu orang mempraktekkan meditasi. Apakah direkomendasikan? 

Jujur, secara personal saya belum pernah melihat apps ini. Namun, saya adalah tipe orang yang berusaha menjauhkan diri dari teknologi sesering mungkin, terutama saat melakukan meditasi. Saya berpikir bahwa teknologi mengambil begitu banyak konsentrasi dan energi kita, terutama jika kita memiliki ponsel yang super canggih dan bisa melakukan banyak hal dalam satu waktu. Dan jika sampai mengeluarkan ponsel, otomatis saya akan masuk ke dalam mode: melakukan tiga hal dalam waktu bersamaan. Jadi, bagi saya, mungkin hal tersebut tidak terlalu berfungsi. Namun, seperti dikatakan sebelumnya, saya belum pernah mencoba atau melihat aplikasi seperti, jadi tidak terlalu bisa memberikan komentar.

Sepertinya ada begitu banyak jenis meditasi, jujur membuat bingung. 

Ya, banyak banget dan memang bisa membingungkan, tapi jangan terlalu memikirkan hal itu. Menurut saya, satu-satunya cara dan paling tepat untuk mengenal meditasi, adalah mencoba dulu. Dalam yoga ada istilah: 99% tentang praktek, 1% tentang teori, dan hal yang sama berlaku di meditasi.

Ada banyak teori, dan menarik memang untuk diteliti, tapi itu nantilah. Coba saja dulu. Jika memang aplikasi tadi membantumu, coba itu. Jika tidak, coba hal lain. Dan ingat, jangan paksakan diri: "Ah, pikirannya harus kosong," "Nggak boleh mikirin apapun." Bukan seperti itu. 

Ada yang bilang dengan begitu banyak pilihan, salah satu cara menentukan tipe meditasi yang cocok adalah menyesuaikannya dengan kepribadian. 

Itu benar. Seperti tadi, jika suka tipe audiotif, bisa dengarkan musik. Atau jika rasanya mendengarkan panduan seseorang lebih efektif, gunakan guided meditation. Atau menyanyikan mantra. 

Jika tipe visual, mungkin bisa melihat api, sebuah objek, gambar, mandala, dan sebagainya. Intinya, hal-hal yang bisa berguna untuk membuat kita dalam mode meditasi. Kalau memang mau, ciptakan sesuatu yang cocok untuk diri sendiri. Namun, sekali lagi saya bilang bahwa mungkin guru lain akan tidak setuju jika mendengarkan saran ini. Namun, menurut saya penting untuk tetap terbuka terhadap setiap persepsi. 

Berapa kali dalam seminggu, sehari, kita bermeditasi? 

Regularity is good, it’s good to do it as regular as possible. Jadi, lebih baik melakukannya lima menit setiap hari, daripada sejam dalam satu minggu. 

Cara lain untuk membantu masuk ke dalam zona meditasi tersebut adalah dengan menciptakan ruangan tersendiri, misalnya selalu duduk di sudut yang sama, menggunakan pelapis yang sama—pokoknya sesuatu yang membantu untuk membangun ritual. Karena, setelah waktu tertentu, pikiran kita akan menyadari 'Ok, karena aku duduk di sini, artinya ini bermeditasi."

Untuk sampai ke tahap, waktunya berbeda untuk setiap orang. Dan saya sendiri merasa bahwa fase dan kondisi hidup juga menjadi penentu. Jika lagi liburan, punya banyak waktu luang, maka akan lebih mudah. Namun, saat sedang sibuk, maka akan sulit untuk fokus, tapi tidak apa-apa, coba untuk tetap fokus. Kalaupun tidak bisa, it's ok, tidak akan sia-sia.

Jadi, kita harus menyadari bahwa setiap momen dalam hidup itu berbeda. Dan berharga. Jadi, dalam meditasi sangat penting mengalami waktu, menghargai dan hadir sepenuhnya pada hari itu, detik itu. Saya pikir tekanan modern yang seperti mengatakan "Oh, aku harus sukses dalam sesuatu," bukanlah tujuan melakukan meditasi. Itu malah yang ingin saya lepaskan saat bermeditasi. 

Mana waktu yang paling tepat: pagi, siang, atau malam? 

Tergantung, kalau saya adalah pagi hari.I think for me, everything is the best in the morning. Hahaha. I am a morning person. Namun, saya pikir itu karena lebih mudah konsentrasi di pagi hari setelah bangun tidur, karena masih belum memiliki impresi terhadap hari itu. Akan tetapi, ini juga alasan saya mencoba bermeditasi malam, saya ingin menantang diri saya sendiri. 

Kalau saya ketiduran? 

Mungkin jangan lakukan sambil tiduran ya, lebih baik duduk. Hahaha. Tapi, itu tidak masalah, karena itu artinya kita rileks. Dalam beberapa praktek meditasi, ketika otak tidak siap untuk melangkah ke tahap selanjutnya, bisa jadi kita ketiduran. 

Tadi menyinggung soal yoga, jadi sebenarnya apakah meditasi bagian dari yoga, atau sebaliknya? 

Meditation is part of yoga, but meditation is actually the goal of yoga. Jadi, yoga fisik yang dilakukan oleh jutaan orang di seluruh dunia sekarang sebenarnya agar memungkinkan melakukan meditasi.

Bagi sebagian orang, duduk bersila dan meditasi berjam-jam tidak mungkin. Kaki sakit, punggung sakit; itulah sebabnya kita mulai melakukan yoga. Fisikal yoga. Namun, tujuan yoga adalah meditasi. Dan bagi saya, yoga adalah meditasi fisik. Dan yoga tanpa meditasi adalah gimnastik. Ya, memang memberikan manfaat bagus bagi tubuh dan bagus untuk dilakukan, tapi itu bukan yoga.

Menurutmu, kenapa meditasi sangat popular belakangan ini? 

Menurut saya itu karena periode kita hidup sekarang ini, sangat sibuk, dan seluruh dunia saling terhubung. Dan ini sebuah tantangan, dan semakin banyak orang merasakan stress karena tidak tahu harus membawa kemana semua tekanan tersebut. Jadinya, yoga dan juga meditasi merupakan salah satu metode tepat untuk keluar dari kondisi tersebut, untuk tidak ambruk total. 

Terlebih, juga karena kepedulian orang terhadap isu kesehatan mental dan gaya hidup tidak sehat semakin tinggi, sehingga yoga dan meditasi dirasa cocok untuk mengatasinya.