Jika Sedang Mengurangi Berat Badan, Hindari Makanan yang Memperlambat Metabolisme Ini

Jika Sedang Mengurangi Berat Badan, Hindari Makanan yang Memperlambat Metabolisme Ini
ISTOCK

Lihat nomor 3. 

Apakah kamu sedang berusaha untuk menurunkan badan? Susah, ya? Memang. Apalagi jika ada banyak makanan kesukaanmu yang harus dikurangi dan dihindari (hello, mie instan!). Untuk membantumu menjalani prosesnya dengan senang (dan sukarela) dan membuahkan hasil, dua orang ahli gizi baru-baru ini membukakan kepada Prevention beberapa tipe makanan yang memperlambat metabolisme. Artinya, memperlambat proses pengurangan berat badan. Jadi, makanan ini sebaiknya dihindari, dan diganti dengan subtitusi yang lebih sehat. 

1. Makanan dengan Tepung Putih

Satu-satunya "kelebihan" roti dan pasta dari tepung putih dibandingkan gandum utuh: memiliki rasa yang lebih enak. Hanya itu. Tidak ada yang lain. Titik. "Roti putih adalah gandum olahan, semua atribut positif dari gandum seperti serat dan antioksidan sudah dilucuti [dari dalamnya]," kata Lisa Moskovitz. Kandungan serat yang sedikit membuat roti putih mudah dicerna, yang artinya tubuhmu tidak perlu membakar kalori lebih untuk memecahnya. Ini "membuat metabolismu beroperasi dalam level yang rendah," tambah Tanya Zuckerbrot. Oleh karena itu, disarankan untuk menggantinya, dan konsumsi produk-produk gandum utuh dan seperti quinoa, barley dan millet

2. Mentega 

Meski namanya hampir mirip, tapi sifatnya sangat berbeda. Jika asam lemak Omega-3 menyehatkan, makanan yang mengandung asam lemak Omega-6 seperti mentega, paha ayam, cookies, dan minyak sayur tidak berkualitas adalah oknum yang menyebabkan metabolismemu melambat. Bukan berarti tidak boleh mengonsumsi lemak ya, tapi cobalah memenuhi asupannya dari sumber lain yang lebih sehat, seperti almond, alpukat dan salmon; dan ganti mentega dengan ghee

3. Apel Biasa

Mungkin kamu bangga karena berhasil menggigiti dan mengunyah dengan sabar sebiji apel satu hari dengan harapan jauh dari penyakit. Buah ini memang memiliki predikat "makanan ajaib" berkat kandungan antioksidan, flavanoid, dan serat di dalamnya. Phytonutrient dan antioksidan di dalam apel mampu membantu mengurangi risiko perkembangan kanker, hipertensi, diabetes, dan penyakit hati. Namun tidak semua apel memiliki predikat yang sama. Sebuah penelitian menemukan bahwa beberapa fungisida tertentu yang digunakan pada buah-buahan dan sayuran bisa menaikkan berat badan pada tikus, dan para peneliti berhipotesa bahwa hal yang sama juga berlaku pada manusia. Oleh karenanya, "usahakan untuk membatasi paparan terhadap pestisida dengan membeli produk organik," kata Zuckerbort. Dan pastikan untuk mencuci bersih buah dan sayuran dengan benar dan menyeluruh sebelum memakannya.