Ada 4 Tipe Pasangan dan Hanya Satu yang Kemungkinan Besar akan Awet

Ada 4 Tipe Pasangan dan Hanya Satu yang Kemungkinan Besar akan Awet
ISTOCK

Sampai pensiun dan ubanan.

Apakah kamu selalu mesra dengan pasanganmu, atau bertingkah layaknya Tom dan Jerry? 

Dengan melibatkan 376 pasangan (usia pertengahan 20an), para peneliti dari University of Illinois mengidentifikasi empat pendekatan berbeda yang dilakukan oleh pasangan mulai dari masa pacaran sampai tahap komitmen yang lebih serius: 

PASANGAN DRAMATIS 

"Pasangan ini mengalami banyak pasang surut, dan komitmen mereka berubah dengan cepat. Mereka cenderung membuat keputusan berdasarkan peristiwa-peristiwa negatif yang terjadi pada hubungan atau hal-hal yang mengecilkan hati dalam hubungan tersebut, dan hal-hal inilah yang akan melemahkan komitmen mereka," kata Brian Ogolsky, seorang asisten profesor ilmu perkembangan manusia dan keluarga dari University of Illinois dalam sebuah pernyataan. 

PASANGAN PENUH KONFLIK

"Pasangan tipe ini mengalami banyak ketegangan dan konflik yang menimbulkan jarak dan passionate attraction-lah yang membuat mereka berbaikan lagi. Cinta seperti ini kemungkinan tidak akan bertahan lama— rasanya mustahil jika kamu memiliki gairah seperti itu selama 30 sampai 50 tahun. Pasangan bisa berubah dari satu grup ke grup yang lain seiring berjalannya waktu," kata Ogolsky. 

PASANGAN AKTIF BERSOSIALISASI

Pasangan yang aktif secara sosial berbagi sebuah jaringan sosial yang sama dan bergantung kepada jaringan tersebut untuk membuat keputusan tentang komitmen mereka, kata Ogolsky. "Idealnya, hubungan jangka panjang harus berdasarkan pada cinta pertemanan. Dan memiliki teman-teman yang sama membuat pasangan ini merasa lebih dekat dan lebih berkomitmen."

PASANGAN YANG FOKUS PADA PASANGANNYA 

"Pasangan ini sangat saling membutuhkan dan tergantung satu sama lain, dan mereka menggunakan apa yang terjadi di dalam hubungan mereka untuk meningkatkan kedalaman komitmen. Pribadi dalam pasangan ini memiliki level tanggung jawab yang tinggi yang mengindikasikan bahwa mereka sangat hati-hati dan bijaksana dalam membuat pilihan-pilihan," kata Ogolsky. 

Selama sembilan bulan periode penelitian, para ilmuwan mencatat seberapa komitmen para partisipan terhadap suami/istri mereka dan mengapa. Para peneliti meminta setiap orang untuk menjelaskan alasan-alasan mereka ketika level komitmen membaik atau menurun. 

Menurut studi ini, kemungkinan besar para pasangan dramatis mengakhiri hubungan dua kali lebih besar dibandingkan pasangan lain—bisa jadi disebabkan oleh pasang-surut yang terlalu sering. "Ini tidak sama dengan ketika transmisi di dalam mobil mati, dan bisa dihidupkan lagi. Kamu akan mulai melihat beberapa hal kecil terkikis, dan mulai melihat hubungan tersebut dari perspektif negatif, dan lalu akan menyerah," kata Ogolsky. 

Di sisi lain, pasangan yang fokus dengan pasangannya memiliki kemungkinan paling besar untuk bertahan lama dan berbahagia. Hal ini diperkirakan karena kecenderungan mereka berbagi jaringan sosial yang sama tanpa mengandalkannya untuk menjaga hubungan keduanya. 

Sementara para pasangan yang aktif secara sosial dilaporkan mempunyai level kepuasaan dan stabilitas yang tinggi, dan pasangan berkonfilk memiliki kepuasaan yang lebih rendah ketika sedang bertengkar, tapi bukan berarti kedua tipe ini akan putus. 

Para peneliti ini berharap empat kategori ini akan membuat pasangan lebih hati-hati dan bijak dalam menjaga hubungan mereka. "Pesan yang penting di sini adalah cara-cara tertentu mengambil keputusan yang berhubungan dengan hubungan bisa meningkatkan, atau malah memperburuk sebuah hubungan. Pola-pola ini bisa membantu pasangan dalam membuat keputusan tentang masa depan hubungan mereka," kata Ogolsky.