Cocok Bukanlah Satu-Satunya Faktor LanggengDibutuhkan Lebih dari Itu

Cocok Bukanlah Satu-Satunya Faktor LanggengDibutuhkan Lebih dari Itu
ISTOCK

Bagaimana agar tetap cinta 50 tahun dari sekarang.

Kamu dan pasanganmu bagai buah simalaka... eh, bukan—bagai buah pinang dibelah dua. Level kecocokan = level mesosfer. Sepertinya sudah jodoh dari sononya (entah dimana negeri entah berantah dengan nama ini): sama-sama suka nonton video kucing lucu, film favorit adalah segala sesuatu yang mengandung selera humor sugestif seperti Deadpool, dan doyan kepala ayam dan jengkol. Singkatnya, belahan jiwa. Senang, ya? Namun menariknya, kecocokan bukanlah faktor paling krusial untuk membuat hubunganmu langgeng. Sampai 50 tahun dari sekarang. Uh-oh.

Setidaknya itu menurut seorang ilmuwan, Ted Hudson, PhD, yang menjelaskan kepada Thrive Global bahwa penelitiannya memperlihatkan "tidak ada perbedaan dalam kecocokan objektif antara pasangan yang tidak bahagia dan bahagia." Dia menjelaskan bahwa untuk para pasangan yang bahagia, kecocokan bukanlah sebuah isu. Para pasangan yang termasuk dalam kategori dengan tegas menyatakan bahwa keinginan dan usaha untuk menjaga hubungan yang kukuhlah—bukan betapa miripnya mereka—yang menjadi kunci dari suksesnya hubungan tersebut. Di sisi lain, pasangan yang tidak bahagia mengklaim bahwa kecocokan adalah faktor super penting dalam sebuah pernikahan, dan merasa tidak bahagia karena tidak cocok.

Dr. Hudson berkesimpulan: pasangan yang tidak bahagia cenderung menyalahkan ketidakcocokan, sedangkan mereka yang hubungannya sukses mencapainya berkat kerja keras. Menariknya lagi, pernikahan yang dijodohkan mendukung klaim ini, yakni para pasangan lebih bahagia karena alasan sederhana: mereka memilih untuk tetap bersama dan tidak terus-menerus mencari sesuatu atau seseorang yang lebih baik. 

Seorang psikolog, John Gottman, PsyD, pada publikasi yang sama juga mengungkapkan bahwa terlepas dari kecocokan, hal-hal seperti: keinginan untuk membangun hubungan, saling mendukung impian masing-masing, baik hati dan menghormati satu sama lain, merupakan faktor-faktor signifikan untuk tetap cinta bahkan 50 tahun setelah hari pertama pernikahan. 

Hei, bukan berarti jodoh atau belahan jiwa sesuatu yang omong kosong, ya—tapi memang setak-berbelah-pinang apapun kalian, tetap saja dibutuhkan usaha untuk membuat hubungan tersebut langgeng!