Sebenarnya Ini Alasan Kamu Selalu Putus-Nyambung dengan Si Dia

Sebenarnya Ini Alasan Kamu Selalu Putus-Nyambung dengan Si Dia
ISTOCK

Benar 'kan?

Berapa kali kamu sudah putus-nyambung-putus-nyambung dengan pasanganmu yang sekarang? Numeriknya mungkin melebihi lapisan wafer. Meski hubunganmu tidak pasti—tidak pasti nyambung, tidak pasti putus—Margaret Paul, Ph.D, seorang ahli hubungan dan penulis buku, salah satunya Do I Have to Give Up Me to Be Loved by You? berpendapat pasti ada alasannya. Tiga di antaranya adalah:

1. Kamu Masih Penasaran

Bisa jadi memang saling cinta, tapi kalian selalu putus karena masalah yang sama, dan tidak pernah dibahas. Dan mungkin ini membuatmu penasaran, selalu ingin balik lagi dan berharap hubungan tersebut akan berhasil jika ada perbaikan. Menurut Margaret jika ini situasinya, maka masih ada harapan cerah untuk hubunganmu asal konflik tersebut didiskusikan dan dicari solusinya. Bahkan ketika hanya satu pihak yang merasa kepelikan tersebut harus dihadapi—dan dibicarakan—itu sudah menjadi modal yang cukup untuk membuka percakapan serius dan menjalin hubungan yang lebih penuh cinta. Namun, "jika ada kekerasan fisik atau emosional, tidak ada artinya untuk mencoba memperbaiki diri atau hubungan tersebut terlebih dahulu," tulisnya di Mindbodygreen. Lebih baik, tinggalkan hubungan itu secepatnya. 

2. Kamu Takut Sendirian dan Singel Selamanya

Kita semua pernah mengalami perasaan ini: takut sendiri dan kesepian. Akhirnya memutuskan berhubungan dengan seseorang meski tidak cocok. "Kamu berkata kepada dirimu sendiri bahwa kamu tidak akan pernah bertemu seseorang dan mungkin akan sendirian seumur hidup, dan bahwa lebih baik bersama dengan pasangan yang sudah asing daripada sendirian," paparnya. Untuk situasi ini, Margareth menganjurkan agar kita berusaha mengenal diri sendiri terlebih dahulu dan memperbaiki jika ada pemikiran yang keliru—misalnya rasa takut menjadi singel. Jika tidak, "kamu akan selalu menciptakan hubungan yang sama lagi dan lagi." 

3. Kamu Masih Berharap

Berharap orang tersebut akan berubah—atau kamu sendiri menjanjikan dirimu akan berubah. Atau kamu yakin bisa mengubahnya. Satu hal yang perlu diluruskan, "bahwa kamu tidak bisa membuat seseorang berubah—mereka akan berubah hanya ketika dan jika mereka mau, dan jika mereka mendapatkan pertolongan yang dibutukan untuk menyembuhkan isu-isu dasar," tulis Margaret. Jika memang tidak mau berubah atau terjadi perubahan, tapi kamu tetap mau menjalin hubungan dengannya, maka kamu harus bisa menerima dirinya apa adanya, tanpa berharap akan ada perubahan.