Apa yang Menyebabkan Kamu Berhasil Mengubah Gaya Hidup

Apa yang Menyebabkan Kamu Berhasil Mengubah Gaya Hidup
ISTOCK

Keinginan saja tidak cukup.

Boleh bertanya ya, tapi jangan marah, ya? Ini pertanyaannya: apa kabar resolusi tahun 2018-mu? Apakah kamu masih semangat? Biasanya, semangat 45 yang kita rasakan di awal bulan sudah menyusut menjadi 30 di akhir Januari dan menipis (sangat) setelah Februari. Sementara, tujuan yang ingin kita capai tersebut (misalnya ingin mengurangi berat badan, lebih hemat, belajar bahasa asing, dll), jangankan tercapai, tanda-tanda ada usaha untuk mewujudkannya (misalnya browsing lokasi gim paling dekat dengan kantor/rumah) sama sekali tidak terlihat. Dan saat melirik Instagram tetangga atau teman sebelah, mereka sudah selfie dengan pelatih personalnya yang baru! 

Sebenarnya, apa yang membuat satu orang sukses dan yang lainnya gagal dalam mencapai sebuah target? "Ada beberapa penelitian menarik yang mencoba menjawab pertanyaan ini," tulis Patrick E. McKnight, Ph.D, seorang associate professor dalam bidang Faktor-faktor Manusia/Kognisi Aplikasi dari George Mason University di PsychologyToday. Lanjutnya, "tapi bisa dikatakan bahwa kita manusia tetap saja bingung dengan kegagalan kita sendiri dalam proses mencapai tujuan-tujuan kita tersebut." Untuk memperbesar kemungkinan resolusi atau perubahan yang ingin kamu capai terwujud, Patrick menyarankan untuk memperhatikan tiga hal ini: 

TENTANG MOTIVASI KITA: 

Patrick menuliskan bahwa keinginan bisa muncul karena alasan-alasan tertentu; ada yang demi keberlangsungan hidup atau demi sebuah tujuan hidup. "Dan makin dipersulit, karena motivasi yang dimiliki bisa karena ingin menghindari hasil yang buruk (contohnya, saya ingin berhenti merokok karena takut menderita kanker), atau untuk memperoleh sesuatu yang positif (seperti, saya ingin berhenti merokok karena ingin mengikuti marathon)," tulis Patrick. Namun menurutnya, pendekatan apapun yang kamu pilih untuk mencapai tujuanmu—motivasi negatif atau positif—satu hal yang pasti: "Motivasi bukanlah hanya tentang ingin mencapai tujuanmu. Mungkin jalan terbaik adalah menemukan sebuah tujuan yang sesuai dengam motivasimu saat ingin mencapainya dan mengevaluasi perkembangannya secara terus menerus." 

TENTANG KEMAMPUAN KITA:

"Kita memiliki kemampuan, tujuan, dan kapasitas yang berbeda-beda saat ingin mencapai semua tujuan tersebut. Oleh karena itu, hindari mengikuti saran-saran dari teman atau keluarga tentang apa yang 'paling tokcer' ketika sedang mencoba mengubah sesuatu. Temukan apa yang paling cocok untukmu," tulis Patrick. Identifikasikan hal-hal apa saja yang bisa menghalangimu dalam meraih tujuan tersebut. Dan menurutnya, salah satu cara untuk memastikan cita-cita tersebut terwujud adalah dengan membentuk sebuah kebiasaan baru yang berhubungan dengan tujuan tersebut. Dalam tulisannya, Patrick menekankan bahwa seseorang yang mampu mengembangkan rutinitas baru, mengingatnya, dan mengintegrasikannya dalam aktivitas sehari-hari cenderung akan lebih sukses dalam mencapai ambisinya. 

TENTANG TUJUAN KITA:

Jika kamu memiliki resolusi mengurangi berat badan sebanyak 10% selama tahun ini, Patrick berpendapat bahwa "jika berat badan sebagai sebuah tujuan hanya dilihat sebagai hasil, tujuan tersebut mungkin akan hanya terlihat sebagai: persentase." Dia menyarankan untuk mempertimbangkan pilihan lain yang hasilnya bisa berlangsung lama. Misalnya, alih-alih terfokus pada angka dan persentase, lebih baik memusatkan diri pada proses "pengurangan berat badan (misalnya, diet, olahraga, mengurangi alkohol, dsb.), dan memonitor proses pelaksanaannya." Dengan melakukan hal ini, tujuanmu lebih mudah tercapai dan dijaga—alias berat badan tetap stabil meskipun tahun sudah berganti.