Apakah Memang Makan Ikan Lebih Baik dari Daging?

Apakah Memang Makan Ikan Lebih Baik dari Daging?
ISTOCK

Naratif ini memberikan kesan negatif pada konsumsi daging. 

Beberapa mengatakan bahwa ikan memiliki jumlah kolesterol yang sama dengan ayam dan daging sapi. Benarkah? 

Ketika dibandingkan dengan daging sapi dan ayam, ikan relatif lebih rendah kolesterolnya. Akan tetapi, beberapa kerang, seperti udang dan lobster, mengandung kolesterol yang tinggi. Ketika mempertimbangkan kesehatan kardiovaskular, lemak jenuh merupakan faktor resiko lebih besar dibandingkan makanan berkolesterol. Semua makanan laut, termasuk ikan, mengandung lemak jenuh yang rendah. 

Daging merah sangat kaya dengan zat besi, sebuah bagian penting dalam diet. Jika memutuskan untuk berhenti atau mengurangi makan daging, darimana kita bisa mendapatkan zat besi?

Untungnya, ada banyak sumber zat besi, termasuk polong, tahu, tempe, kacang-kacangan dan biji-bijian, brown rice, dan sayuran dengan daun gelap, seperti bayam dan kale.

Berapa banyak ikan harus dikonsumsi untuk melihat efek baiknya bagi tubuh?

Beberapa penelitian menyarankan bahwa meningkatkan asupan lemak ikan sampai 3-4 kali dalam seminggu bisa meningkatkan level kolesterol baik, dan berdampak baik bagi kesehatan kardiovaskular. Studi-studi yang sama menemukan bahwa mengonsumsi ikan paling tidak sekali seminggu meningkatkan fungsi otak dan ingatan. 

Apa metode terbaik dan terburuk dalam memasak ikan?

Kukus, rebus, bakar, dan panggang merupakan cara-cara paling tepat untuk memasak ikan. Jika harus memilih satu metode yang paling bisa mempertahankan mayoritas nutrisi di ikan, saya akan memilih kukus. Ikan yang dikukus dengan baik akan terasa kenyal dan enak.

Cara yang paling tidak direkomendasikan adalah deep frying. Metode ini akan menambah lemak dan kalori ke dalam ikan. Makanan yang digoreng dengan cara ini juga cenderung mengandung banyak garam. 

Bagaimana dengan kekhawatiran bahwa akhir-akhir ini banyak material beracun (contohnya merkuri dan PCB) ditemukan di dalam ikan dikarenakan polusi air laut. Ini membuat ikan tidak sesehat yang kita pikirkan. 

Merkuri dan jenis-jenis PCB merupakan sebuah sumber kekhawatiran. Beberapa jenis ikan tertentu, seperti king mackerel, ikan hiu, swordfish, dan tilefish harus dihindari. Wanita hamil atau menyusui dan anak-anak harus membatasi konsumsi ikan sampai 2-3 kali seminggu. 

Selain itu, jika mengikuti panduan tertentu, resiko konsumsi racun-racun ini akan terbatas. Untuk ikan berlemak, lakukan hal berikut: 

  • Potong area berlemak (perut, bagian atas punggung, dan daging gelap di bagian samping).
  • Singkirkan atau kuliti ikan sebelum masak untuk menguras lemak. 
  • Panggang, bakar, atau kukus ikan pada batang besi bergerigi untuk membiarkan lemak menetes keluar. 
  • Jangan goreng ikan besar berlemak seperti salmon dan bluefish

Juga, memakan berbagai jenis ikan dan mempertahankan porsinya dengan tidak lebih dari 170 gram akan membatasi pemaparan terhadap bahan-bahan beracun ini. Kita memang perlu sedikit berhati-hati saat mengonsumsi ikan, tapi keuntungan-keuntungan yang didapat lebih besar dibandingkan resikonya. 

Beberapa ilmuwan mengatakan bahwa jika kita tidak menghentikan praktek penangkapan ikan seperti yang kita lakukan sekarang, laut akan hancur sebelum 2048. Apakah sebaiknya kita berhenti makan ikan? 

Ini sebuah pertanyaan yang sulit dijawab dalam satu-dua kalimat karena cakupan dari isu ini sangat besar. Jika ingin makan ikan tapi peduli dengan praktek penangkapan ikan yang berlebihan, kamu bisa melakukan hal-hal seperti ini: 

  • Makan ikan berukuran kecil seperti sardin, ikan teri, dan ikan haring, bukan ikan ukuran besar seperti salmon dan tuna. 
  • Makan ikan produk lokal.
  • Hindari ikan dari hasil pertambakan.