Nama Indonesia kembali harum di mata dunia, karena salah satu atlet difabelnya berhasil menorehkan prestasi membanggakan.
Atlet Indonesia kembali menelurkan prestasi di mata dunia dalam Kejuaraan Dunia Para Atletik di Dubai, Uni Emirat Arab, Rabu (13/11).
Kejuaraan Dunia Para Atletik merupakan ajang olahraga yang diperuntukkan bagi para teman-teman difabel. Dalam ajang itu, atlet difabel asal Indonesia, Karisma Evi Tiarani berhasil menjadi juara dunia lari 100 meter.
Karisma Evi Tiarani merupakan atlet tunadaksa, yang memiliki kondisi kaki kiri lebih pendek dibanding kaki kanannya sejak lahir.

Perempuan 18 tahun asal Desa Talak Broto, Boyolali, Jawa Tengah, ini mengatakan tak menyangka bakal memenangi kejuaraan sampai mampu memecahkan rekor dunia. Pasalnya, ia harus bersaing dengan atlet lain yang lebih berpengalaman di ajang tersebut.
Baca juga: Didepak dari Liga, Megan Rapinoe Beri Dukungan pada Colin Kaepernick
"Ini pertandingan world champ pertama saya," ujar Karisma Evi Tiarani saat bertemu Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo di kantor Kantor Gubernuran pada Senin, (18/11) dilansir dari Tempo.
Ia juga menyebutkan bahwa tak ada persiapan khusus sebelum mengikuti kejuaraan dunia, dan tetap berlatih sesuai porsi latihan dari tim pelatih.
Karisma juga menuturkan bahwa pelari asal Italia, Monica Graziana Contrafatto, pemenang pertama di kejuaraan dunia para atletik sebelumnya, merupakan lawan terberatnya dalam pertandingan.
Pada akhirnya, pelari dari Italia tersebut menduduki peringkat kedua dengan catatan waktu 15,56 detik. Hal itu pun menjadikan Karisma Evi Tiarani sebagai pemecah rekor dunia lari 100 meter dengan catatan waktu 14,72 detik.
Dengan hal ini, ia berharap dapat kembali menyumbangkan emas dalam ajang ASEAN Paragames di Filipina dan Olimpiade Paralimpik di Tokyo, Jepang pada 2020. "Insya Allah emas," katanya.
Sekali selamat untuk Karisma, semoga kelak bisa terus berprestasi dan mengibarkan bendera Merah Putih di kancah internasional, ya!
Selanjutnya: Pamerkan foto wanita tanpa make-up, fotografer asal Inggris, Sophie Harris-Taylor, ingin bangkitkan rasa percaya diri perempuan.