Tak hanya bagi laki-laki, orgasme untuk wanita nyatanya kerap menjadi perbincangan yang kontroversial. Apakah hal itu penting?
Salah satu pertanyaan yang paling kontroversial dalam evolusi seksualitas manusia adalah, "Mengapa wanita mengalami orgasme?"
Kerap diabaikan dan diremehkan oleh ilmuwan, peran klitoris dalam gairah seksual nyatanya tak kunjung menemukan jawaban dan masih menjadi teka-teki.
Bagi pria, orgasme menjadi penting karena keluarnya sperma adalah hal utama dalam reproduksi. Sementara bagi wanita, orgasme tak begitu diperlukan untuk bisa memiliki anak.
Ilmuwan biomedis asal Inggris, Roy Levin telah menulis ulasan kontroversialnya terkait hal tersebut. "Meskipun banyak yang menjadikan stimulasi klitoris sebagai aktivasi gairah seksual wanita. Belum ada yang menyebutkan bahwa hal itu memiliki keterlibatan dalam peran reproduksi," ungkapnya.
Baca juga: Berdampak Negatif Bagi Wanita, WHO Larang Instansi Lakukan Tes Keperawanan
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa setelah pelepasan oksitosin (hormon yang berhubungan dengan gairah seksual), cairan disedot ke tuba falopi, dan ketika jenis perubahan tekanan ini ada, tingkat kehamilan secara signifikan menjadi lebih tinggi.
Jadi, meski tidak disebutkan secara langsung, dapat dismpulkan bahwa orgasme nyatanya bisa memengaruhi tingkat kehamilan seseorang.
Penelitian kesuburan pada spesies non-manusia lainnya, seperti tikus, sapi, anjing, kuda dan kelinci, menunjukkan transportasi dan retensi sperma yang serupa. Di antara kucing, kelinci, dan musang, misalnya, klitoris terletak di dalam vagina, dan setidaknya untuk hewan-hewan ini, penelitian menunjukkan bahwa orgasme wanita sangat penting untuk prokreasi.
Hal ini juga menunjukkan bahwa di bertahun-tahun lalu sejak evolusi, orgasme pada wanita mungkin telah merangsang pelepasan sel telur dan membantu menciptakan keturunan baru.
So, bisa dibilang orgasme nyatanya tak hanya penting bagi laki-laki tetapi juga perempuan. Bagaimana pendapatmu ladies?
Selanjutnya: Apakah kamu memiliki rambut di puting payudara? Agar tidak salah tindakan, yuk cari tahu penyebab dibaliknya!
