Bagaimana Cara 'Membalas' Perkataan Kasar dan Tidak Sopan

Bagaimana Cara Membalas Perkataan Kasar dan Tidak Sopan
ISTOCK

Ada saja yang mengeluarkan *&^*'8* setiap hari.

"Dipikir dulu sebelum berbicara.” Ungkapan umurnya pasti sudah tua karena bahkan kakek-nenek kita saja tahu. Namun, perkataan tersebut sangat relevan saat ini, terutama dengan media sosial yang "bebas," sehingga banyak yang cenderung lupa/tidak memikirkan tata krama dan sopan santun dalam berbicara. Bahkan, saat ditegur jawaban mereka hanya, "kan cuma bercanda." Namun, mengutip ungkapan lain, "canda itu ada batasnya." Kalau sekali dua kali, mungkin bisa dimaklumi, 10, 11 kali, habis batas kesabaran. Lantas bagaimana caranya "membalas" perkataan kasar dan insensitif dari orang, bahkan yang tak di kenal, setiap harinya? 

1. KETIKA DI JALAN, MACET DAN EMOSI

Situasi macet dan panas membuat kebanyakan orang emosi, dan berbagai kata umpatan tumpah ruah. Kasar, memang, tapi sebaiknya ingat untuk tidak membawanya ke dalam perasaan terdalam. Lagian, membalasnya dengan kata kasar lain tidak akan membuat jalan tiba-tiba lancar, malah akan memperparah situasi. Berusahalah tetap berpikir jernih dan dingin. Coba buat lucu dengan mengatakan "Lebaran masih lama, ya? Jakarta sepi tuh!" Atau dengarkan musik favorit, misalnya Despacito (FYI, arti dalam bahasa Indonesia: pelan-pelan). 

2. KEPADA PASANGAN YANG SAMA-SAMA CAPEK 

Untuk pasangan yang sama-sama bekerja, paling sulit menemukan waktu berkumpul bersama, atau istirahat. Kerjaan yang tidak ada habis-habisnya, bahkan harus lembur di kantor. Capek, stres, alhasil hasrat ingin marah dan mengeluarkan kata-kata kasar mencapai level tertinggi. Kemungkinan besar kalian berdua akan bertengkar dan karena lidah tak bertulang, semua ucapan kasar dan menyakitkan keluar dari mulutnya. Oleh karena kamu mengerti benar mengapa hal ini terjadi—satu-dua kali kamu juga pernah melakukannya—lain kali hal sama terjadi, coba bilang, "ayo dengarin lagu favorit kita." Lalu mainkan Ordinary People, biarkan John Legend menyuarakan suara hatimu. Setelah suasana tenang, diskusikan semua masalah dengan kepala dan hati jernih. 

3. KEPADA PACAR BARU, SAAT KENCAN PERTAMA 

Kencan pertama setelah mengenalnya berberapa bulan, rasanya deg-degan dan bertanya-tanya “gimana ya dia?" Saat di restoran, ternyata dia memanfaatkan kesempatan tersebut untuk mengeluarkan keluhannya atas semua hal. Kesal? Jangan ditanya. Situasi makin tidak terkendali saat pesanannya tidak sesuai dengan yang diinginkannya, kata-kata "ajaib" pun bertebaran dan tumpah ke meja. Apa yang harus dilakukan? Coba alihkan perhatiannya dengan "eh, Game of Throne session baru katanya masih lama ya, dirilis?" Ini dengan catatan, dia tergila-gila dengan drama televisi itu, ya. 

4. KEPADA TEMAN LAMA SAAT DI REUNI SEKOLAH 

Ah, dilema. Bertemu dengan teman-teman lama mungkin menjadi agenda yang wajib ditandai di kalender, tapi terkadang, kamu bisa membayangkan hal dan ucapakan yang tidak mengenakkan dari mereka. Misalnya: “Kapan lo mau nikah?" "Kapan punya anak?" Anak gue aja sudah dua." Atau “Kok lo tambah gemuk, ya?” Sekilas pertanyaan itu terdengar hanya ungkapan basa-basi, pembuka pembicaraan, tapi FYI ini sama sekali tidak lucu, tidak basi, dan menyakitkan bagi beberapa orang. Coba balas dengan senyuman dan jawaban yang lucu seperti, “Jodohnya lagi on the way, bentar lagi juga dateng.” Atau "Kan dulu kata mama, nasi nggak boleh dibuang-buang. Ntar nangis dia!"