Hindari Mengatakan 6 Hal ini di Tempat Kerja

Hindari Mengatakan 6 Hal ini di Tempat Kerja
ISTOCK

ICBSST. 

Untuk para pekerja di luar sana: kantor bisa diibaratkan sebagai rumah kedua. (Sedangkan rumah pertama, rumah yang sebenarnya, yang alamatnya sesuai dengan KTP, adalah hotel, persinggahan untuk tidur.) Selama delapan jam atau lebih (berjam-jam), kita berada di kantor, membiasakan dan mengakrabkan diri dengan dinamika dan ehem... drama yang membuat suasana lebih intens dan "berwarna". Begitu akrabnya kita dengan kolega dan suasana kantor, terkadang batasan profesional dan personal menjadi seabu-abu latar belakang Game of Thrones, Season 7 Episode 5. Banyak hal yang terucapkan dan mungkin tidak disadari sebenarnya bisa membuat rekan (atau bahkan bos) berkata 'eh, maksudnya?' di dalam hati. Termasuk, enam hal ini yang sebaiknya dihindari mulai dari sekarang. 

1. “Tidak adil.”

“Dia mendapat kenaikan gaji, sedangkan saya tidak.” Tidak gampang memang untuk tetap positif saat mendengarkan seorang teman mendapatkan kenaikan gaji atau jabatan; terlebih jika kalian masuk dan memulai karir di perusahaan tersebut pada saat yang hampir bersamaan. ICYDK, life is not fair. Alih-alih mengeluh, bersikaplah profesional, dan minta bosmu untuk mengevaluasi kinerjamu sehingga kamu tahu persis bagian mana yang harus ditingkatkan. 

2. "Itu bukan masalah saya," atau "Itu bukan tugas saya," atau "Saya tidak dibayar cukup untuk ini." 

Coba bayangkan ketika kamu meminta bantuan kepada seorang teman dan jawabannya, "Itu bukan kerjaan gue." Bahkan seorang Kim Jong Un pun pasti akan meledak. Tidak peduli permintaan tersebut menyenangkan atau tidak, kemungkinan besar ada alasan kenapa dia meminta pertolonganmu. Sikap yang tidak peduli terhadap orang lain seperti ini akan menghambat pekerjaan dan interaksi sosial di kantor. Jadi, jika mampu cobalah bantu atau apabila tidak sempat, katakan dengan jelas dan baik. 

3. "Kamu enak sih, nggak punya anak. Tadi malam anakku sakit , jadi nggak punya waktu untuk yang lain. Sebel."

Pernyataan ini sangat tidak sensitif dari berbagai sudut. Pertama, jika teman kantor tersebut sedang mencoba untuk punya anak, atau tidak bahagia karena tidak memiliki anak, maka bisa jadi situasi anak sakit merupakan angan-angan mereka selama ini. Kedua, kamu berasumsi bahwa orang-orang yang belum menikah atau menjadi orangtua tidak memiliki kehidupan lain di luar kantor. Ketiga, ini memberikan kesan bahwa kamu tidak senang menjadi orangtua—dan pastinya terdengar aneh di telinga orang lain. 

Lebih baik, katakan kondisimu tanpa membanding-bandingkannya dengan situasi orang lain. Dan beritahu apa saja yang bisa kamu lakukan saat itu. Pastikan mereka tahu bahwa kamu berusaha sekuat tenaga untuk mengejar ketinggalan. 

4. “Akan saya coba.”

Jujur, mendengar seorang teman kerja memberikan respon ini saat diminta bantuan (sambil tersenyum), otomatis muncul pemikiran bahwa dia tidak akan mencoba menolong. Alhasil, ingin menarik kembali permintaan tolong tersebut, menonjoknya, dan mengerjakannya sendiri! Ikuti saran ini: katakan iya atau tidak, hindari memberikan harapan palsu. 

5. “Saya benci…”

Hindari, sekali lagi, hindari memulai kalimat dengan "saya benci" di lingkungan kantor. Dua kata ini (meskipun diucapkan sambil berbisik) memberikan kesan menghakimi dan berdampak negatif atas dirimu dan pekerjaanmu. Jika memang memiliki keluhan tentang seseorang atau sesuatu, komunikasikan dengan bijaksana. Ada banyak cara memperlihatkan "jari tengah" kepada sesuatu/seseorang, tanpa harus capek-capek mengangkatnya. 

6. "Saya tidak punya data lengkap hari ini, karena si... tidak memberikannya."

Tidak peduli bahkan si kerjaan A atau anak magang benar-benar berantakan—tapi yang sedang kamu lakukan adalah menyalahkan orang lain. Ini memang menjadikanmu seperti pihak yang tidak bersalah, tapi di sisi lain teman kerja yang lain akan bertanya-tanya: kapan giliran mereka tiba. Yah itu... dituduh sebagai pelaku, sementara kamu adalah pihak tidak berdosa, dan tidak pernah melakukan kesalahan sekalipun.