Ini Mitos Seputar Perempuan di Mata Laki-laki, Apakah Benar?

Ini Mitos Seputar Perempuan di Mata Laki-laki, Apakah Benar?
ISTOCK/G-STOCK STUDIO

Mitos-mitos tentang perempuan yang sangat out-of-date dan nggak valid lagi. Apakah kamu setuju dengan mitos-mitos ini?

Entah darimana asalnya mitos-mitos tentang perempuan--nggak bisa nyetir, tukang ngomel, dll. Bukan hanya perempuan yang menyangkal bahwa itu semua mitos, tapi secara fakta dan statistik, ilmuwan juga setuju bahwa mitos-mitos ini sudah sangat kaduluarsa dan seperti kata generasi 90-an, it's so last year

Mitos 1: Women are not good drivers, at least when compared to men.

Laki-laki 3-4 kali lebih mungkin dibandingkan perempuan untuk ditilang karena mengemudi sembrono dan 3,1 kali lebih mungkin untuk mengemudi dalam keadaan mabuk. Fakta ini datang langsung dari sebuah studi oleh Quality Planning, sebuah perusahaan riset yang bekerja untuk Insurance Institute for Highway Safety. "Perempuan yang mengemudi cenderung lebih taat hukum, dan tak begitu agresif. Atribut yang menyebabkan kecelakaan lebih sedikit," kata studi tersebut. 

Mitos 2: Perempuan adalah makhluk yang sangat boros.

Secara historis, perempuan cenderung lebih hati-hati, penuh perhatian dan sangat menjaga tentang keuangan terutama apabila menyangkut keluarga. Tidak banyak kasus investasi dengan kerugian finansial yang terjadi pada perempuan dibandingkan dengan laki-laki. Keuangan rumah tangga umumnya berjalan lebih lancar di Indonesia jika dibandingkan dengan banyak negara lain di dunia. Bukan kebetulan, di Indonesia yang kebanyakan secara tradisional mengelola anggaran rumah tangga adalah sang ibu.

Apakah kamu pernah berpikir tentang bagaimana kebanyakan perempuan mengelola pekerjaan, rumah, keluarga dan kehidupan sosialnya dengan teman-teman begitu mudahnya? Beberapa bahkan akan mempersiapkan pakaian suaminya, membantu anak mengerjakan PR, memasak makan malam, menyiapkan presentasi bisnis dan mendengarkan masalah keluarga, semua pada waktu yang sama.

Banyak yang mengatakan bahwa orang hanya bisa berpikir tentang pengelolaan baik rumah atau kantor mereka pada satu waktu saja. Otak laki-laki menggunakan bagian-bagian tertentu pada satu belahan otak dan belahan lainnya untuk menyelesaikan tugas berbeda. Otak perempuan lebih tersebar dan memanfaatkan bagian signifikan dari kedua belahan otak untuk berbagai tugas. Yup, multi-tasking is a female thing indeed.

Mitos 3: Perempuan tidak menangani situasi stress sebaik laki-laki.

Fakta adalah jumlah hormon estrogen dan oksitosin perempuan yang lebih tinggi menghalangi dampak stress. Pada pria, oksitosin disekresi dalam jumlah yang lebih kecil dibandingkan dengan perempuan dan ini membuat laki-laki sebagai pihak dengan kesabaran rendah ketika berurusan dengan manajemen stres.

Perempuan telah terbukti mampu berpikir lebih jernih dan tetap teguh di saat sulit. FYI, there’s science behind that! Tiga hormon, yaitu kortisol, epinefrin, dan oksitosin, ketiganya berperan dalam manajemen stres dan menyebabkan pria dan wanita bereaksi secara berbeda di saat kekacauan menyerang. Ketika stres menyerang manusia, kadar kortisol dan epinefrin meningkat, menaikkan tekanan darah dan kadar glukosa darah seseorang. Oksitosin datang dan menyelamatkan dengan memberi efek menenangkan, dan wanita memiliki jumlah oksitosin lebih banyak.

Mitos 4: Perempuan tidak bekerja sekeras laki-laki.

Sayangnya, ini adalah alasan mengapa beberapa employer mendiskriminasi perempuan ketika mempekerjakan kita sebagai karyawan. Namun, penelitian menunjukkan bahwa di 22 dari 28 negara maju, wanita bekerja lebih lama di tempat kerja mereka, plus pekerjaan rumah tangga sendiri. Mengurus anak-anak dan beres-beres di rumah diyakini menghabiskan 18 jam ditambah dengan rata-rata 33 jam di pekerjaan mereka.

Mitos 5: Women nag too much.

Banyak orang berbagi gagasan bahwa perempuan, terutama perempuan yang sudah menikah, adalah tukang ngomel yang terus-menerus mengeluh dan kerap menyuruh-nyuruh laki-laki di sekitar mereka. Ini tidak benar, dan cukup tidak adil. Perempuan bahkan bisa berpendapat bahwa beberapa pasangan pria mereka tidak cukup bertanggung jawab soal urusan rumah tangga, maka dibutuhkan aturan khusus agar suami-istri melakukan tugasnya sebagai bersama-sama. Dan selain itu, who says that men don’t nag anyways?

Selanjutnya: Jangan hanya bergantung pada pria. Ini cara yang bisa diterapkan untuk menjadi perempuan sukses.