Bagaimana Jika Desain Pakaian dari Bibit Tanaman dan Sumber Pupuknya dari Kotoran Manusia?

Pakaian dari Bibit Tanaman, Pupuknya dari Kotoran Manusia?
Rompi buatan Aroussiak Gabrielian (nypost.com)

Apa jadinya jika pakaianmu terbuat dari bibit tanaman dan bisa terus tumbuh? Kira-kira bagaimana cara kerjanya? Simak jawabannya!

Aroussiak Gabrielian, profesor arsitektur lanskap di University of Southern California, baru saja menciptakan kreasi penuh inovasi dengan menggabungkan pertanian dan mode.

Gabrielian baru saja membuat sebuah pakaian dari bibit yang bisa terus tumbuh seiring waktu. Pakaian buatannya bisa menghasilkan berbagai produk pertanian segar, dengan bantuan pupuk dari limbah manusia.

Penemuan ramah lingkungan ini melakukan debutnya di Beijing bulan November 2019 lalu, dalam sebuah pameran bertajuk "Human (un)limited". Pameran tersebut memamerkan karya seni dan teknologi hibrida dari banyak seniman, yang bertujuan untuk meningkatkan kehidupan manusia di masa depan.

Rompi (themediahq.com)
Rompi buatan Aroussiak Gabrielian (themediahq.com)

Proyek Gabrielian yang disebut "Habitat Posthuman," sebagian terinspirasi oleh visi dystopian-nya tentang masa depan yang penuh dengan tanah yang terdegradasi, langit diselimuti oleh kabut, dan sumber air yang menipis.

Baca juga: Gelar Trunk Show, Marie de La Roche Sapa Penggemar Fashion Indonesia

Lanskap modis buatannya disajikan dalam bentuk rompi yang terbuat dari bibit tanaman. Pakaian dari tumbuhan tersebut, memiliki sistem built-in untuk mengalihkan keringat dan urin pemakai (disaring melalui osmosis), serta limbah yang disimpan oleh serangga dan organisme sebagai pupuk alami bagi bibit di dalam pakaian.

Gabrielian menunjukkan prototipe tersebut, dengan mengenakannya untuk presentasi di Akademi Amerika Roma baru-baru ini. “Rompi ini hangat, lembap, dan sedikit berat. Memakainya akan terasa seperti benar-benar membuatmu bersentuhan dengan lanskap alam,” katanya dilansir dari New York Post.

Gambaran penyerapan pupuk dari keringat (nypost.com)
Gambaran penyerapan pupuk dari keringat (nypost.com)

Ia berharap, rompi buatannya akan membantu orang-orang menghargai sumber makanan mereka dan bagaimana mereka tumbuh ke tingkat yang lebih dalam.

"Harapannya adalah untuk membangkitkan (orang-orang) dari posisi pasif yang mereka ambil tentang masalah iklim, serta untuk menyadari betapa ekstremnya level kemanusiaan yang harus dituju untuk bertahan hidup," katanya.

Ia pun menambahkan, "Ini bukanlan solusi untuk memecahkan masalah makanan atau masalah tanah, tetapi untuk membawa masalah seputar krisis lingkungan ke dalam skala yang jelas dari tubuh manusia."

Apa pendapatmu tentang desain pakaian tersebut, Woop Ladies? Yuk tuliskan di kolom komentar!

Selanjutnya: Mendukung pengurangan limbah industri tekstil, tren sustainable fashion kini semakin berkembang di kalangan anak muda. Yuk pahami maknanya!