5 Cara Menuliskan Maternity Leave di Dalam CV Kamu

5 Cara Menuliskan Maternity Leave di Dalam CV Kamu
ISTOCK

Saat maternity leave berlangsung selama bertahun-tahun. Menjelaskan kepada perusahaan tentang periode vakum tidaklah mudah.

WOOP.ID - Ada masa dalam hidup ketika seseorang memutuskan untuk meninggalkan dunia profesionalisme dan fokus 24/7 mengurusi rumah tangga.

Awalnya mungkin hanya untuk beberapa bulan, tapi karena satu dan ribuan alasan, menjadi bertahun-tahun.

Kemudian, setelah kondisi mengijinkan, kamu memutuskan untuk kembali bekerja di kantoran.

Masalahnya, menjelaskan kepada perusahaan tentang periode vakum tersebut tidaklah mudah. Terlebih, jika bosnya masih berusia 25an.

Meski penelitian menyarankan untuk sebaiknya jujur, berikut beberapa tips untuk menghadapi situasi ini dengan cerdik dan cermat. 

Tips Untuk Menjelaskan Periode Vakum Terbaik

1. Jangan Melebih-lebihkan 

Dampingi Anak
Ibu rumah tangga

Tidak perlu menuliskan "Domestic Engineer" atau "Family Chief Editor" di dalam resumemu.

Baca: Ingin Dipanggil Wawancara Kerja? Hapus 6 Hal ini dari CV-mu!

Ini malah akan membuat perusahaan yang interview kamu bingung mengartikannya. 

2. Susun berdasarkan kategori—bukan kronologi

Kalimat yang Ingin Didengar Saat Interview Kerja
Susun berdasarkan kategori—bukan kronologi

Kategorikan pengalamanmu berdasarkan jenisnya (profesional, pendidikan, volunteer), bukan periode waktu.

Dengan melakukan ini, yang akan menjadi fokus resumemu bukanlah masa pengangguran tersebut, melainkan detail yang paling penting: keahlian dan kelebihanmu. 

Baca: Sibukkan Diri, Ini 5 Cara Atasi Mual Saat Hamil Muda

3. Tuliskan hanya pengalaman yang berkaitan

Contoh Surat Lamaran Kerja - Tips Membuat Surat Lamaran Kerja
Tuliskan hanya pengalaman yang berkaitan

Masukkan kegiatan sukarela atau freelance selama tidak bekerja—tapi hanya jika berhubungan dengan posisi yang kamu lamar.

Baca: 5 Tips Membuat CV yang Menarik HRD Agar Dipanggil Interview

Jika pernah ditunjuk sebagai koordinator orangtua murid di sekolah anak, ceritakan bagaimana pengalaman managerial atau kepimpinan yang kamu dapatkan selama melakukannya.

Namun, jika ada pengalaman tidak bergaji dan tidak ada kaitannya—tidak peduli betapa bangganya kamu dengan hal itu—hindari mencantumkannya dari resume.

4. Percaya diri itu harus

Wawancara Kerja
Wawancara Kerja

Mengutip dari seseorang yang don't give any F---s, Kate Moss: "Never complain, never explain."

Saat menghadiri wawancara kerja, transparan itu penting—tapi secukupnya—dalam menjelaskan kenapa kamu memutuskan untuk berhenti kerja selama beberapa waktu.

("Saya memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga karena hal itu merupakan keputusan terbaik untuk keluarga saya." Selesai dan titik.)

Baca: Harus Baca! Ini 5 Cara Cegah Darah Tinggi Saat Hamil!

Lalu lanjutkan dengan betapa siap dan semangatnya kamu untuk kembali bekerja, khususnya DI PERUSAHAAN INI.

Ingat: menjadi orangtua membuat kita menjadi multitasker dan mentor yang baik serta terlatih untuk menentukan prioritas.

Jangan (pernah) merasa harus meminta maaf karena menjadi ibu rumah tangga. Jadi, tetaplah percaya diri.

5. Pastikan tahu informasi terbaru

Contoh Surat Lamaran Kerja - Format Surat Lamaran Kerja
Contoh Surat Lamaran Kerja - Format Surat Lamaran Kerja

Ada berbagai cara untuk tetap relevan dengan profesi yang kamu incar atau sudah dijalani sebelum memutuskan untuk tinggal di rumah.

Mulai dari berbicara dengan teman, membaca, menghadiri seminar atau konferensi, ikuti kursus, sampai tonton video-video TED talks. 

Baca: Ini yang Harus Kamu Coret dari CV-mu Sekarang Juga

Baca: 10 Tanda dan Ciri-ciri Kehamilan Sering Terlewati!